DEFINISI DAN PENGERTIAN INFLASI
·
Inflasi
adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus
·
Disebut
inflasi jika terjadi :
-
Kenaikan
harga
-
Bersifat
umum
-
Berlangsung
terus menerus
1. Kenaikan harga
·
Harga
suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga
periode sebelumnya.
·
Misalkan
harga sabun mandi 80g /net kemarin Rp.1000,- hari ini menjadi Rp.1100,- /net,
berarti ada kenaikan Rp.100,-.
·
Perbandingan
tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak waktu seminggu, sebulan, triwulan,
setahun. Bisa juga dengan patokan musim.
2. Bersifat umum
·
Kenaikan
harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut
tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
·
Contohnya
harga buah mangga harum manis jika belum
musim bisa Rp.10.000,- /Kg tetapi jika sudah musimnya harga bisa Rp.5.000,- /Kg
atau Rp.6.000,- /Kg tetapi kenaikan harga tidak menimbulkan inflasi karena
harga komoditas lainnya tidak naik.
·
Harga
BBM apabila harganya naik akan diikuti oleh harga barang-barang lainnya (BBM
merupakan komoditas strategis).
3. Berlangsung terus menerus
·
Kenaikan
harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya
hanya sesaat.
·
Perhitungan
inflasi dilakukan dalam rentan waktu minimal bulanan (Triwulan, tahunan). Dalam
sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus menerus.
·
Jika permerintah melaporkan inflasi tahun ini
adalah 10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% pertahun (Inflasi triwulan
2,5% (10% : 4) inflasi bulanan 0.83% (10%
: 12)).
Inflasi : analisis permintaan agregat dan penawaran agregat.
·
Pengantar
ekonomi mikro : harga jual komoditas ditentukan oleh kekuatan pasar, yakni
interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran.
·
Kenaikan
harga barang adalah proses penyesuaian dalam gejala terjadinya peningkatan
permintaan. Begitu juga dengan sebaliknya dengan penurunan harga barang. Analogi
ini dapat digunakan untuk analisis inflasi. Karena merupakan permintaan dan
penawaran agregat, maka dapat dianggap permintaan dan penawaran perekonomian.
·
Jumlah
barang dan jasa pada tingkat keseimbangan merupakan output keseimbangan atau
PDB, umumnya dinotasikan Y.
·
Karena
inflasi bersifat makro, maka permintaan dan penawaran yang dianalisis adalah
bersifat agregat (menyeluruh).
1. Permintaan agregat
·
Permintaan
agregat/ aggregate demand/ AD adalah
total permintaan barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama satu periode
tertentu
·
Bentuk
kurva AD sama dengan kurva permintaan terhadap satu komoditas tertentu. Bedanya
tingkat harga adalah tingkat harga umum (Dalam angka indeks). Angka indeks
diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan metode pembobotan (Weighted)
tertentu.
·
Jika
yang berubah adalah faktor-faktor yang dianggap tetap (ceteris paribus). Kurva permintaan agregat (AD) bergeser.
·
Faktor
ceteris paribus dalam analisis mikro
misalnya : membaiknya pendapatan per kapita, bertambahnya jumlah penduduk akan
mempengaruhi pergeseran kurva.
·
Dalam
analisis mikro, faktor cateris paribus yang
berpengaruh terhadap permintaan agrregat adalah kebijakan ekonomi pemerintah
yaitu: kebijakan moneter, kebijakan fiskal.
a) Pengaruh kebijakan moneter terhadap
agregat permintaan
·
Kebijakan
uang ketat, maka jumlah uang beredar berkurang, maka daya beli berkurang kurva
AD bergeser kekiri.
·
Kebijakan
moneter ekspansif, maka jumlah uang beredar bertambah kurva bergeser kekanan.
b) Pengaruh kebijakan fiskal terhadap
permintaan agregat
·
Kebijakan
fiskal adalah kebijakan ekonomi yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke
kondisi yang diinginkan mengatur anggaran pemerintah melalui penerimaan dan
pengeluaran.
·
Kebijakan
anggaran defisit (Pengeluaran > Penerimaan) makan permintaan agregat
meningkat (Bergeser kekanan).
·
Kebijakan
anggaran suplus (Pengeluaran < Penerimaan) maka permintaan agregat menurun
(Bergeser kekiri).
·
Alatnya
adalah pajak dan subsidi.
2. Inflasi tekanan permintaan (Demand Pull Inflation)
·
Adalah
inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat.
·
Tekanan
permintaan menyebabkan output perekonomian bertambah, tetapi disertai inflasi.
·
Dalam
inflasi tekanan permintaan, jika terjadi pertambahan penawaran agregat
jumlahnya lebih kecil dibanding peningkatan permintaan agregat.
3. Penawaran agregat
·
Kebijakan
moneter ekspensif, dengan memberikan bantuan kredit dapat meningkatkan agregat
(Bergeser kekanan).
4. Inflasi dan keseimbangan ekonomi
·
Inflasi
diikuti penurunan output (Kontraksi ekonomi) disebut resesi.
·
Inflasi
diikuti kemandegan output, pertumbuhan ekonomi 0% disebut Stagflasi ( Stagnasi
dan inflasi).
·
Inflasi
disertai pertumbuhan ekonomi, umumnya terjadi saat ekonomi sedang membaik (
Ekspansi).
5. Inflasi dorongan biaya
·
Inflasi
dorongan biaya terjadi karena kenaikan biaya produksi, misalnya kenaikan UMP
dan BBM akan menyebabkan biaya produksi barang-barang output sektor industry
menjadi lebih mahal. Menyebabkan berkurangnya penawaran agregat.
·
Berkurangnya
penawaran agregat, maka inflasi akan disertai kontraksi ekonomi, sehingga
jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil.
6. Stragflasi
·
Stragflasi
(Stragnasi dan inflasi) merupakan kombinasi dua keadaan buruk.
·
Stragnasi
adalah kondisi pertumbuhan ekonomi 0% per tahun (Output tidak bertambah) dan
disertai inflasi.
·
Stragflasi
akan terjadi jika permintaan agregat (AD) bertambah, sedangkan pernawaran
agregat (AS) berkurang.
Beberapa indikator Inflasi, antara lain :
1) Indeks harga konsumen (IHK)
·
IHK
adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus
dibeli konsumen dalam satu periode terentu.
·
Angka
IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama yang
dikonsumsi masyarakat dalam sau periode tertentu. Masing-masing brang dan jasa
diberi bobot berdasarkan tingkat keutamaannya.
·
Contoh
: angka IHK akhir periode 1994 = 163,17 dan IHK tahun 1995 adalah 177,83 angka
perubahannya 8,98%. Berarti selama periode 1994-1995 telah terjadi inflasi
8,98%, cara menghitung :
2)
Indeks harga perdagangan besar (IHPB)
·
Sering
disebut indeks harga produsen => inflasi dari sisi
produsen.
·
Ipbh
adalah tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi
Inflasi = (IHPBn - IHPBo)/IHPBo)x100%
3)
Indeks harga Implisit (IHI)
·
Perhitungan
inflasi dihitung dengan perubahan angka indeks
4)
Alternative dari indeks implisit
Apabila tidak
memiliki data IHI, karena prinsip dasar perhitungan inflasi berdasarkan
deflator PDB, maka pernghitungan dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat
pertumbuhan ekonomi nominal (menurut harga berlaku) dengan pertumbuhan riil,
(Harga konstan) selisihnya merupakan tingkat inflasi.
Biaya sosial dan inflasi
1)
Menurunnya tingkat kesejahtraan
rakyat
·
Tingkat
kesejahtraan masyarakat sederhananya dapat dihitung dengan tingkat daya beli
pendapatan yang diperoleh.
·
Inflasi
menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan kecil.
·
Misalnya
A berpenghasilan Rp.300.000,- /bulan, tahun lalau harga beras Rp.1.500,- /kg.
Gaji A tahun lalu setara dengan 200 Kg beras perbulan. Tahun ini terjadi
inflasi 20%, maka gaji A per bulan setara 166 Kg beras tahun ini.
2)
Memburuknya distribusi pendapatan
·
Dampak
buruk inflasi dapat diatasi apabila mempunyai kemampuan meningkatkan pendapatan => 20% per tahun. Tidak
semua orang mampu meningkatkan pendapatan riilnya, jadi distribusi pendapatan
dilihat dari pendapatan riil makin buruk.
3)
Tergantungnya stabilistas ekonomi
·
Stabilitas
ekonomi ialah sangat kecilnya tindakan spekulasi dalam perekonomian.
·
Produsen
berproduksi pada kepasitas penuh, konsumen memakai barang dan jasa optimal. Keadaan
ini terganggu apabila inflasi yang tinggi telah menjadi kronis.
·
Inflasi
kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga barang dan jasa akan terus meningkat => konsumen terdorong
membeli barang dan jasa lebih banyak untuk menghemat pengeluaran konsumsi => permintaan barang dan
jasa meningkat => produsen menunda
penjualan untuk mendapat keuntungan lebih besar => penawaran barang dan jasa
berkurang akibatnya permintaan membesar dan mempercepat laju inflasi => kondisi ekonomi semakin
buruk.
PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT)
·
Pengangguran
(Definisi ekonomi) adalah orang yang ingin bekerja, telah berusaha mencari
kerja, namun tidak mendapatkannya. (tidak termasuk orang yang tidak ingin
bekerja, ibu rumah tangga, mahasiswa yang tidak bekerja).
·
Dalam
ilmu kependudukan (Demografi), angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64
tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja.
·
Tingkat
pengangguran adalah persentase angkatan
kerja yang tidak/ belum mendapat pekerjaan.
·
Tingkat
pengangguran = (Jumlah orang yang menganggur/Jumlah angkatan kerja)x100%
·
Ada
dua cara/ metode untuk menghitung angkatan kerja :
1. Pendekatan angkatan kerja
Penganggur sebagai
angkatan kerja yang tidak bekerja.
2. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labour Utilization Approach)
Angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok :
a. Menganggur (Unemployed) yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan disebut juga pengangguran terbuka => Indonesia 3-5% per tahun.
b. Setengah menganggur (Underemployed) yaitu
mereka yang berkerja tetapi belum dimanfaatkan secara penuh (Jam kerja < 35
jam per minggu) => Indonesia 35% per tahun.
c. Bekerja penuh (Employed) yaitu mereka
yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam perminggu.
Jenis-jenis
pengangguran
1.
Pengangguran Friksional
Bukanlah
akibat ketidak mampuan memperoleh pekerjaan, melainkan sebagai akibat dari
keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik (Pengangguran ini tidak serius
karena bersifat sementara).
2.
Pengangguran Struktural
·
Pengangguran
yang disebabkan sifat yang mendasar yaitu pencari kerja tidak mampu memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia.
·
Lebih
sulit diatasi karena perlu pendanaan yang besar dan waktu lama.
3.
Pengangguran Siklis atau Pengangguran
Konjungtur
·
Yaitu
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan
perekonomian (karena terjadi penurunan dibidang perekonomian) => perusahaan mengurangi
kegiatan produksi => pengangguran.
·
Perlu
kebijakan ekonomi untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi.
·
Pengangguran
konjungtur baru bisa diatasi apabila pertumbuhan ekonomi yang terjadi setelah
kemunduran ekonomi cukup besar dan dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang
lebih besar dari pertambahan tenaga kerja yang terjadi.
4.
Pengangguran Musiman
·
Pengangguran
ini berkaitan erat dengan Fluktasi, kegiatan ekonomi jangka pendek. Terutama terjadi
di sector pertanian.
·
Biaya
dari pengurangan tingkat pengangguran adalah inflasi (Naiknya tingkat upah)
·
Kondisi
awal adalah titik B, dimana tingkat upah W2 dan tingkat pengangguran U2.
·
Jika
tingkat pengangguran dikurangin U1, tingkat upah naik menjadi W1 → inflasi.
·
Jika
yang diinginkan penurunan inflasi, maka harus mengubah titik B ke titik C
karena W3 < W2, namun dampaknya adalah peningkatan pengangguran karena U3
> U2.
0 Response to "Inflasi dan Pengangguran"
Post a Comment