Ketika memulai pekerjaan baru
banyak para karyawan yang merasa gugup ketika pertama kali bekerja. Kegugupan
hari pertama ini dasarnya bersifat alamiah. namun hal itu dapat mengurangi
kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM tidak
mengantisipasinya lebih dini. Para psikolog mengatakan bahwa kesan awal pertama
adalah begitu kuatnya dan wajar wajar saja karena karyawan baru masih memiliki
sesuatu yang sedikit, seperti pengetahuan, dan pengalaman kerja serta untuk
melakukan penilaian diri.
Hal ini sangat tergantung pada
keinginan kuat karyawan untuk mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan.
untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas dan produktif, manajer dan
departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut menjadi sesuatu yang
menyenangkan para karyawan baru, jadi jangan menimbulkan kesan bahwa yang
paling membutuhkan di perusahaan adalah karyawan dan perusahaan.
Sekali proses seleksi telah
diputuskan, para manajer dan departemen SDM hendaknya membantu karyawan baru
tersebut untuk merasa cocok dengan lingkungannya. Mengapa? karena sejak hari
pertama, pendatang baru sudah masuk ke proses Investasi SDM. Mereka perlu disiapkan
sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang dibebankan
perusahaan kepada mereka dengan baik. untuk membantu pendatang baru agar mereka
merasa cocok, program orientasi dan sosialisasi akan membuat mereka familiar
antara lain dengan peran peranya, perusahaan, kebijakan kebijakan dankaryawan
lainnya.
Banyak organisasi, terutama yang
besar-besar mempunyai program orientasi formal yang dapat mencakup perjalanan
mengelilingi kantor atau pabrik, film yang menggambarkan program riwayat organisasi
itu dan diskusi singkat dengan wakil departemen SDM yang menggambarkan program
tunjangan di organisasi itu. Organisasi lain menggunakan program orientasi yang
lebih informal dimana, misalnya manajer itu menyerahkan karyawan baru kepada
rekan-rekan kerja dan menunjukkan kepadanya tempat ruangan foto copy, mesin
kopi, kamar kecil, kaffetaria, dan lain sebagainya.
Para manajer mempunyai kewajiban
mengintegrasikan karyawan baru ke dalam organisasi tersebut selancar dan
sebebas mungkin dari kecemasan. Mereka perlu secara terbuka membahas pendapat
karyawan mengenai kewajiban timbal-balik antara organisasi dan karyawannya.
Membuat orang tersebut siap sedia menjalankan tugasnya merupakan kepentingan
dari organisasi maupun karyawan baru itu. Orientasi yang berhasil, entah formal
maupun informal menghasilkan peralihan dari orang luar ke orang dalam. Yang
membuat karyawan merasa kerasan dan teradaptasi dengan cukup baik, sehingga
menurunkan kemungkian kinerja pekerjaan yang buruk dan mengurangi kemungkinan
pengunduran diri mendapat karyawan baru hanya setelah satu atau dua minggu
bekerja.
Latar
Belakang Masalah
Ketika memulai pekerjaan baru
banyak para karyawan yang merasa gugup ketika pertama kali bekerja. Kegugupan
hari pertama ini dasarnya bersifat alamiah. namun hal itu dapat mengurangi
kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM tidak
mengantisipasinya lebih dini. Para psikolog mengatakan bahwa kesan awal pertama
adalah begitu kuatnya dan wajar wajar saja karena karyawan baru masih memiliki
sesuatu yang sedikit, seperti pengetahuan, dan pengalaman kerja serta untuk
melakukan penilaian diri.
Hal ini sangat tergantung pada
keinginan kuat karyawan untuk mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan.
untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas dan produktif, manajer dan
departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut menjadi sesuatu yang
menyenangkan para karyawan baru, jadi jangan menimbulkan kesan bahwa yang
paling membutuhkan di perusahaan adalah karyawan dan perusahaan.
Sekali proses seleksi telah
diputuskan, para manajer dan departemen SDM hendaknya membantu karyawan baru
tersebut untuk merasa cocok dengan lingkungannya. Mengapa? karena sejak hari
pertama, pendatang baru sudah masuk ke proses Investasi SDM. Mereka perlu
disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang
dibebankan perusahaan kepada mereka dengan baik. untuk membantu pendatang baru
agar mereka merasa cocok, program orientasi dan sosialisasi akan membuat mereka
familiar antara lain dengan peran peranya, perusahaan, kebijakan kebijakan
dankaryawan lainnya.
Banyak organisasi, terutama yang
besar-besar mempunyai program orientasi formal yang dapat mencakup perjalanan
mengelilingi kantor atau pabrik, film yang menggambarkan program riwayat
organisasi itu dan diskusi singkat dengan wakil departemen SDM yang
menggambarkan program tunjangan di organisasi itu. Organisasi lain menggunakan
program orientasi yang lebih informal dimana, misalnya manajer itu menyerahkan
karyawan baru kepada rekan-rekan kerja dan menunjukkan kepadanya tempat ruangan
foto copy, mesin kopi, kamar kecil, kaffetaria, dan lain sebagainya.
Para manajer mempunyai kewajiban
mengintegrasikan karyawan baru ke dalam organisasi tersebut selancar dan
sebebas mungkin dari kecemasan. Mereka perlu secara terbuka membahas pendapat
karyawan mengenai kewajiban timbal-balik antara organisasi dan karyawannya.
Membuat orang tersebut siap sedia menjalankan tugasnya merupakan kepentingan
dari organisasi maupun karyawan baru itu. Orientasi yang berhasil, entah formal
maupun informal menghasilkan peralihan dari orang luar ke orang dalam. Yang
membuat karyawan merasa kerasan dan teradaptasi dengan cukup baik, sehingga
menurunkan kemungkian kinerja pekerjaan yang buruk dan mengurangi kemungkinan
pengunduran diri mendapat karyawan baru hanya setelah satu atau dua minggu
bekerja.
Pengertian
Orientasi Karyawan
Orientasi
berarti penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan bagi pegawai
baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara
memperoleh kartu pengenal, cara pembayaran gaji dan orang-orang yang akan
bekerja sama dengannya. Orientasi pada dasarnya merupakan salah satu komponen
proses sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu proses penanaman sikap, standar,
nilai, dan pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan kepada pegawai baru.
Program
orientasi karyawan baru adalah program yang bertujuan
memperkenalkan tentang kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan
kerja di sekitar tempat kerja.
Point penting yang disampaikan kepada karyawan baru tersebut adalah pengenalan tentang letak georgrafis Batam, Budaya, Sosial Ekonomi, infra struktur, Fasilitas umum (Olaharaga, keagamaan, kemasyarakatan). Peraturan tentang kehidupan di lingkungan dormitory, motivasi kerja.
Point penting yang disampaikan kepada karyawan baru tersebut adalah pengenalan tentang letak georgrafis Batam, Budaya, Sosial Ekonomi, infra struktur, Fasilitas umum (Olaharaga, keagamaan, kemasyarakatan). Peraturan tentang kehidupan di lingkungan dormitory, motivasi kerja.
Setelah
memperkerjakan para karyawan, perusahaan menyelenggarakan program orientasi
formal. Berdasarkan yang ada, orientasi biasanya diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu :
a. Orientasi organisasi,
adalah memberitahu karyawan mengenai tujuan, riwayat, filosofi, prosedur dan
pengaturan organisasi tersebut. Itu harus mencakup tunjangan kebijakan dan
tunjangan SDM yang relevan seperti jam kerja, prosedur penggajian tuntutan
lembur dan tunjangan.
b. Orientasi unit kerja,
adalah mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit kerja tersebut,
memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang pada sasaran unit itu dan
mencakup perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya.
Tujuan Orientasi Karyawan
Pada
umumnya, karyawan akan merasa sedikit waswas selama hari-hari pertama kerja.
Setidaknya ada 3 alasan utama yang menyebabkan terjadinya kegugupan pada
hari-hari pertama kerja (Meryl Reis Louis : 1980) antara lain :
a.
Alasan
pertama adalah bahwa setiap situasi baru yang melibatkan perubahan dan
perbedaan dalam beberapa hal, akan menyebabkan karyawan baru harus menghadapi
ketidakpastian.
b.
Alasan
kedua adalah harapan yang tidak realistis. Karyawan baru sering memiliki
harapan tinggi yang tidak realistis tentang keuntungan yang akan diperolehnya
dalam pekerjaan baru dan hal ini sering terbentur pada kenyataan bahwa yang
akan mereka peroleh tidak seperti yang mereka harapakan semula.
c.
Alasan
ketiga adalah kejutan yang dapat mengakibatkan kecemasan. Kejutan dapat terjadi
apabila harapan mengenai pekerjaan atau diri sendiri tidak terpenuhi.
Dalam
sebuah studi yang dilaksanakan di Perusahaan Texas Instrument, para peneliti
menemukan hal-hal berikut tentang pegawai baru :
·
Hari-hari
pertama di tempat kerja merupakan hari hari yang mencemaskan dan menganggu
perasaan.
·
Praktek-praktek
“prabakti karyawan baru” oleh teman sekerja turut meningkatkan rasa cemas.
·
Rasa
cemas berangsur hilang dengan proses training
·
Karyawan
baru yang berhenti bekerja terutama disebabkan oleh rasa cemas ini.
·
Karyawan
baru enggan membicarakan masalah itu dengan supervisor mereka.
Orientasi
karyawan bertujuan untuk memperkecil masalah-masalah seperti itu. Maksud dari
upaya ini adalah memperkenalkan karyawan baru dengan perusahaan, membantu
mereka untuk saling mengenal dan saling bekerjasama.
Program
Orientasi Karyawan Baru bertujuan untuk :
a.
Menyiapkan
mental bagi karyawan baru dalam menghadapi peralihan suasana dari lingkungan
pendidikan ke dunia kerja yang nyata
b.
Menghilangkan
hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang baru
c.
Mengenal
secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru.
Tujuan
orientasi menurut Moekijat (1991:94) adalah sebagai berikut :
1)
Memperkenalkan
pegawai baru dengan perusahaan
2)
Menghindarkan
adanya kekacauan yang mungkin disebabkan oleh seorang pekerja baru ketika
diserahi pekerjaan baru
3)
Memberi
kesempatan pada pegawai untuk menanyakan masalah tentang pekerjaan mereka yang
baru
4)
Menghemat
waktu dan tenaga pegawai dengan memeberitahukan kepada mereka ke mana harus
meminta keterangan atau bantuan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul
5)
Menerangkan
peraturan dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa sehingga pegawai baru dapat
menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi karena
pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui
6)
Memberikan
pengertian kepada pegawai baru bahwa mereka adalah bagian yang penting di dalam
sebuah organisasi
Orientasi
yang efektif akan mencapai beberapa tujuan utama :
1)
Membentuk
kesan yang menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan.
2)
Menyampaikan
informasi mengenai organisasi dan pekerjaan.
3)
Meningkatkan
penerimaan antarpribadi oleh rekan-rekan kerja.
4)
Mempercepat
sosialisasi dan integrasi karyawan baru ke dalam organisasi.
5)
Memastikan
bahwa kinerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat.
6)
Usaha-usaha
orientasi mengenai organisasi dan pekerjaan.
7)
Meningkatkan
penerimaan antarpribadi oleh rekan-rekan kerja.
8)
Mempercepat
sosialisasi dan integrasi karyawan baru ke dalam organisasi.
9)
Memastikan
bahwa kinerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat.
Manfaat Orientasi
a.
Manfaat
Orientasi
·
Mengurangi
perasaan diasingkan, kecemasan, dan kebimbangan pegawai.
·
Dalam
waktu yang singkat dapat merasa menjadi bagian dari organisasi.
·
Hasil
lain untuk pegawai yang baru diorientasikan adalah
§ Cukup baik
§ Tingkat ketergantungannya
kecil
§ Kecenderungan untuk
keluar juga kecil
§ Selanjutnya, program
orientasi juga akan mempercepat proses sosialisasi
b.
Dampak
Orientasi
(Dikutip
dari Academic of Management Journal : George F. Dreker, 1971), yaitu :
·
Turnover
(keluar masuknya pegawai)
Pendekatan
orientasi yang patut dihindari adalah :
a)
Penekanan
pada kertas kerja. Setelah mengisi berbagai barang yang dibutuhkan oleh
departemen sumber daya manusia, para karyawan baru diberikan sambutan sepintas
lalu. Selanjutnya mereka diarahkan kepada penyelianya langsung. Kemungkinan
hasilnya: kalangan karyawan baru tidak merasa sebagai bagian dari perusahaan.
b)
Telaah
yang kurang lengkap mengenai dasar-dasar pekerjaan. Suatu orientasi yang cepat
dan dangkal, dan para karyawan baru langsung ditempatkan di pekerjaan tenggelam
ataupun mengap-mengap.
c)
Tugas-tugas
pertama karyawan baru tidak signifikan, dimaksudkan untuk
mengajarkan pekerjaan “mulai dari dasar sekali”.
mengajarkan pekerjaan “mulai dari dasar sekali”.
d)
Memberikan
terlampau banyak informasi secara cepat merupakan suatu keinginan yang baik, namun menjadi pendekatan
yang mencelakakan, menyebabkan para karyawan baru merasa kewalahan dan “mati
lemas”.
Teknik-Teknik
Orientasi
Ada beberapa
jenis teknik orientasi antara lain :
a.
Program
orientasi dan sosialisasi
Program
orientasi ini berawal dari perkenalan singkat secara informal sampai pada
program-program formal dengan waktu yang lebih panjang. Dalam program formal,
karyawan baru biasanya diberi buku pegangan atau bahan cetakan yang berisi jam
kerja, peninjauan prestasi, cara pembayaan gaji, liburan dan penggunaan
fasilitas serta pedoman dan peraturan perusahaan lainnya. Aktivitas ini
biasanya dilakukan oleh supervisor si karyawan baru dan departemen personalia
b.
Peninjauan
pekerjaan secara realistis
Aktivitas ini
bertujuan untuk menunjukkan cakupan pekerjaan yang sebenarnya kepada calon
karyawan. Cara ini efektif untuk memperkecil kejutan realitas. Schein
mengemukakan bahwa salah satu masalah terbesar yang dihadapi calon karyawan dan
pimpinan dalam tahap awal kepegawaian adalah hal-hal yang mencakup perolehan
informasi yang akurat dari kedua belah pihak.
c.
Pembinaan
budaya organisasi
Budaya
organisasi dapat diartikan sebagai sikap dan persepsi yang dimiliki karyawan
pada umumnya dalam suatu perusahaan tempat mereka berkerja. Dengan kata lain
para karyawan menangkap isyarat tentang perusahaan mereka misalnya sejauh mana
mereka dinilai secara adil atau sejauh mana hubungan persahabatan yang
diperlihatkan oleh pimpinan mereka.
d.
Pereratan
hubungan antar-karyawan
Cara lain
untuk membantu proses sosialisasi karyawan baru adalah dengan mempererat
hubungan antar mereka dan dengan teman kerja baru atau dengan para supervisor
mereka, yang bertindak sebagai mentor. Sebagai contoh beberapa perusahaan
mendukung adanya program- program formal. Seperti sistem sahabat dimana
karyawan yang ditugasi sebagai mentor memberi training khusus dan bertindak
sebagai pemandu bagi pendatang baru.
e.
Informasi
prestasi kerja
Sistem
penilaian perusahaan juga memainkan perananan penting dalam proses sosialisasi.
Catatan prestasi kerja secara formal dan informal dari supervisor yang disampaikan
pada waktu yang tepat kepada karyawan baru dapat mengurangi tekanan akibat
ketidakpastian karena “ tidak mengetahui prestasi yang dicapai”. Selain itu
catatan tersebut dapat membantu karyawan baru untuk memutuskan cara
melaksanakan pekerjaan di masa mendatang. Sebagai contoh, penilaian sebelumnya
dapat digunakan sebagai upaya “penalaran” untuk memperbaiki persepsi yang
keliru.
Keuntungan dan kelemahan
Orientasi
1) Keuntungan
Orientasi
Usaha-usaha
orientasi yang efektif juga berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek
dan jangka panjang. Praktik SDM sebagai berikut mengandung saran-saran mengenai
bagaimana membuat orientasi karyawan lebih efektif. Beberapa studi penelitian
dan survei atas pemberi kerja melaporkan bahwa sosialisasi dari karyawan-karyawan
baru dan komitmen awal merka pada perusahaan secara positif dipengaruhi oleh
orientasi. Sosialisasi ini meningkatkan “kecocokan antara orang-organisasi”,
yang juga menguatkan pandangan- pandangan positif terhadap pekerjaan, rekan
kerja, dan organisasi, para pemberi kerja telah menemukan nilai dari orientasi
bahwa tingkat retensi karyawan akan lebih tinggi jika karyawan-karyawan baru
menerima orientasi yang efektif.
Bentuk
pelatihan ini juga berkontribusi pada kinerja organisasional secara keseluruhan
ketika para karyawan lebih cepat merasa sebagai bagian dari organisasi dan
dapat mulai berkontribusi dalam usaha-usaha kerja organisasional.
Satu
cara untuk mengembangkan efisiensi dari orientasi adalah melalui penggunaan
orientasi elektronik. Sejumlah pemberi kerja menempatkan informasi orientasi
karyawan umum pada intranet atau situs Web perusahaan. Para karyawan baru dapat
masuk ke dalam sistem dan mendapatkan banyak materi umum mengenai sejarah
perusahaan, struktur, produk dan jasa, pernyataan misi, dan informasi latar
belakang lainnya, dan tidak harus duduk di ruang kelas dimana informasi
tersebut disampaikan secara pribadi atau dengan video.
Kemudian,
pertanyaan dan soal yang lebih spesifik dapat ditangani oleh staf SDM dan
lainnya setelah para karyawan meninjau informasi-informasi berbasis Web
tersebut. Sayangnya banyak sesi orientasi karyawan baru dirasakan sebagai hal
yang membosankan, tidak relevan, dan pemborosan waktu oleh karyawan,
supervisor, dan manajer departemen mereka.
Orientasi
karyawan baru yang efektif membutuhkan perencanaan dan persiapan. Sayangnya
orientasi seringkali dilakukan secara serampangan,. Untuk membuat orientasi
lebih efektif, saran-saran berikut mungkin dapat berguna:
a.
Persiapkan
untuk karyawan-karyawan baru: karyawan baru harus merasa bahwa mereka merupakan
bagian dari dan penting untuk organisasi. Supervisor dan unit SDM harus siap
untuk memberikan persepsi ini kepada setiap karyawan baru. Lebih jauh, para
rekan kerja harus siap untuk menerima kehadiran seorang karyawan baru. Manajer
dan supervisor harus mendiskusikan tujuan dari perekrutan pekerja baru tersebut
dengan semua karyawan yang ada sebtlum kehadiran pekerja baru.
b.
Pertimbangkan
penggunaan pembimbing “teman baik”: beberapa organisasi menggunakan rekan kerja
untuk berperan sebagai teman baik atau pembimbing sebagai bagian dari orientasi
karyawan baru. Khususnya berguna untuk melibatkan individu-individu yang lebih
berpengalaman dan berkinerja lebih tinggi yang dapat berperan sebagai teladan
untuk karyawan baru.
c.
Gunakan
sebuah daftar periksa (checklist) orientasi: sebuah daftar periksa orientasi
dapat digunakan oleh staf departemen SDM, supervisor karyawan baru, atau
keduanya untuk menyediakan informasi yang perlu diketahui oleh karyawan baru.
Banyak pemberi kerja mengharuskan para karyawan baru menandatangani daftar
periksa tersebut untuk menyatakan bahwa mereka telah diberitahu mengenai aturan
dan prosedur yang bersangkutan.
d.
Sediakan
informasi yuang dibutuhkan: adalah penting untuk memberi informasi kepada
karyawan mengenai kebijakan, aturan kerja, dan tunjangan dari perusahaan.
Kebijakan-kebijakan mengenai cuti sakit, keterlambatan, ketidakhadiran,
liburan, tunjangan, hal-hal mengenai rumah sakit, parkir dan aturan-aturan
keselamatan harus diketahui oleh setiap karyawan baru. Supervisor atau manajer
karyawan juga harus mendeskripsikan rutinitas dari hari kerja normal untuk
karyawan pada pagi pertama.
e.
Sampaikan
informasi orientasi secara efektif: Para manajer dan staf SDM harus menentukan
cara yang paling sesuai untuk menyampaikan informasi orientasi.para karyawan
akan mengingat lebih banyak informasi orientasi tersebut jika disampaikan dalam
cara yang mendorong untuk belajar. Disamping video, film, slide, dan
grafik-grafik, orientasi yang dilakukan sendiri yang disediakan dalam bentuk
elektronik dapat juga digunakan.
f.
Hindari
terlalu banyak informasi: satu kesalahan umum dari program orientasi adalah
terlalu banyak informasi. Para pekerja baru yang diberi terlalu banyak
melewatkan detail-detail penting atau tidak dapat mengingat dengan jelas
sebagian besar informasi tersebut.
g.
Evaluasi
dan tindak lanjut: seorang staf atau manajer SDM dapat mengevaluasi efektivitas
dari orientasi dengan melakukan wawancara tindak lanjut kepada para karyawan
baru beberapa minggu atau bulan setelah orientasi. Kuesioner karyawan juga
dapat digunakan. Sayangnya, tampaknya sebagian besar pemberi kerja hanya
melakukan evaluasi yang terbatas mengenai efektivitas orientasi atau bahkan
tidak sama sekali.
Apabila
proses orientasi tidak berlangsung seperti yang diharapkan, dapat menimbulkan
perasaan cemas yang dapat mengakibatkan semakin meningginya pengunduran
personalia baru. Sebaliknya apabila proses orientasi berlangsung dengan baik,
personalia baru akan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi, merasa
diterima, sehingga dapat memotivasi personalia baru lainnya untuk beradaptasi.
Kelemahan Orientasi
Kelemahan
umum dari program orientasi adalah pada level supervisor. Walaupun bagian
kepegawaian telah merancang program orientasi secara efeketif dan juga melatih
para supervisor tentang cara bagaimana melakukan orientasi pada bidangnya,
namun seringkali mengalami kegagalan.
Untuk
dapat menghindarkan kesalahan umum yang dilakukan oleh para supervisor,
sebaiknya bagian kepegawaian menyediakan satu pedoman yang berisikan tentang
apa-apa yang seharusnya dilakukan oleh supervisor dalam program orientasi
tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan adalah buddy system. Yaitu dengan
menetapkan satu orang pekerja yang telah berpengalaman dan meminta kepadanya
mengajak pegawai baru tersebut.
Hal-Hal Yang Diperhatikan Dan Dihindari Dalam
Orientasi
Hal
yang perlu diperhatikan dalam proses orientasi menurut Simamora (2001 :340)
yaitu:
1)
Orientasi
haruslah bermula dengan jenis informasi yang relevan dan segera untuk
dilanjutkan dengan kebijakan-kebijakan yang lebih umum tentang organisasi.
Orientasi haruslah berlangsung dalam kecepatan yang membuat karyawan baru tetap
merasa nyaman.
2)
Bagian
paling signifikan adalah sisi manusianya, memberikan pengetahuan kepada karyawan
baru tentang seperti apa para penyelia dan rekan kerjanya, berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai standar kerja yang efektif, dan mendorong mereka
mencari bantuan dan saran ketika dibutuhkan
3)
Karyawan-karyawan
baru sepatutnya didorong dan diarahkan dalam lingkungannya oleh karyawan atau
penyelia yang berpengalaman sehingga dapat menjawab semua pertanyaan dan dapat
segera dihubungi selama periode induksi
4)
Karyawan
baru hendaknya secara perlahan diperkenalkan dengan rekan kerja mereka
5)
Karyawan
baru hendaknya diberikan waktu yang cukup untuk mandiri sebelum tuntutan
pekerjaan mereka meningkat
Hal-hal yang
perlu dihindari dalam orientasi antara lain :
1)
Penekanan
pada kertas kerja
Karyawan baru
biasanya hanya diberikan sambutan sepintas lalu mengisis formulir yang
dibutuhkan oleh HRD kemudian diserahkan langsung kepada penyelia, hal ini dapat
mengakibatkan mereka tidak sebagai bagian dari perusahaan
2)
Tinjauan
yang kurang lengkap mengenai dasar-dasar pekerjaan
Suatu
orientasi yang cepat dan dangkal dan langsung ditempatkan pada pekerjaan. Hal
ini dapat menyebabkan stres.
3)
Tugas
pertama karyawan baru yang tidak signifikan
Yaitu
pekerjaan yang sanagt mendasar dan sangat mudah, hal ini dapat mengakibatkan
pegawai baru merasa bukan bagian yang penting dalam organisasi.
4)
Memberikan
informasi yang terlalu cepat
Proses
orientasi yang terlalu banyak dan penyampaian yang terlalu cepat dapat
mengakibatkan karyawan baru mati lemas.
Menurut
Simamora (2001:336) terdapat tiga permasalahan khusus yang dihadapi oleh
karyawan baru :
·
Masalah-masalah
dalam memasuki suatu kelompok.
Di dalam
suatu perusahaan atau organisasi, disadari atau tidak terdapat
pengelompokan-pengelompokan tertentu yang muncul karena berbagai sebab. Salah
satu penyebbnya adalag kondisi perusahaan yang terdiri dai unit-unit kerja baik
secara vertikal maupun horizontal. Hal di atas akan menimbulkan beberapa
pertanyaan di benak para pegawai baru. Yaitu mengenai apakah dirinya diterima
dan disukai di dalam kelompok, apakah ia merasa aman yaitu terbebas dari gangguan
fisik dan psikologis. Apabila permasalahan diatas tidak diselesaikan secepat
mungkin dapat memungkinkan terjadinya pemberhentian awal.
·
Harapan
yang naif
Sebagian
besar karyawan baru mempunyai harapan yang terlalu tinggi kepada
perusahaan.Apabila harapan itu tidak menjadi kenyataan dapat menimbulkan
kurangnya motivasi dalam bekerja. Untuk itulah dalam proses orientasi perlu
dijelaskan kapada mereka kenyataan yang terjadi di dalam perusahaan.
·
Lingkungan
pekerjaan yang pertama
Akan timbul
pikiran di benak karyawan baru mengenai apakah lingkungan kerja yang baru
mendukung atau akan menghambatnya, dapatkah rekan-rekan di lingkungan kerja
membantunya bersosialisasi. Untuk membantu karyawan mendapat kesan yang positif
diperlukan proses orientasi yang mendukung.
Tahap Orientasi
Beberapa Tahap Orientasi
Yang Penting Dilakukan
a.
Perkenalan
Memperkenalkan
pegawai baru, mulai dari unit kerjanya sendiri sampai unit kerja besarnya dan
sampai unit-unit kerja terkait lainnya, akan memberikan ketenangan dan
kenyamanan si pegawai, karena dia merasa diterima di lingkungannya dan hal
tersebut akan mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang
jelas, bahkan dapat membina kerja sama dengan yang lain dalam rangka
menjalankan tugasnya.
b.
Penjelasan
Tujuan Perusahaan
Dengan
menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai,
budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat pegawai baru lebih
mengenal perusahaan tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi dan
kemampuan dia untuk mendukung tujuan perusahaan.
c.
Sosialisasi
Kebijakan
Perlu adanya
sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang berlaku, mulai dari kebijakan
baik yang terkait dengan Sumber Daya Manusia seperti Reward, Career, Training,
Hubungan Kepegawaian, Penilaian Pegawai, sampai Termination, juga yang terkait
dengan unit kerja tempat dia bekerja, demikian juga tentang kode etik dan
peraturan perusahaan. Dengan demikian akan memperjelas hal-hal yang perlu
ditaati dan dijalankan dalam memperlancar tugas kerjanya.
d.
Jalur
Komunikasi
Membuka jalur
komunikasi akan mempermudah pegawai baru menyampaikan aspirasinya maupun
pertanyaan-pertanyaannya. Untuk itu perlu dibukanya ruang komunikasi bagi
pegawai baru, baik melalui komunikasi rutin melalui tatap muka seperti meeting
rutin, friday session dll, juga dibukanya jalur media komunikasi seperti email
maupun telephone.
e.
Proses
Monitoring
Tentunya pada
awal bekerja, si pegawai baru sudah disosialisasikan target kerja yang harus
dicapai. Perlu adanya monitor rutin akan hasil kerjanya, sehingga akan membantu
pegawai tersebut lebih lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka
dapat disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan
tersebut. Demikian juga jika ternyata pegawai tersebut berhasil mencapai target
yang lebih, maka dapat ditingkatkan lagi target kerjanya.
Dengan adanya
orientasi pegawai baru tersebut diharapkan dapat membantu pegawai dapat bekerja
dengan baik, yang dapat meningkatkan produktivitas kerjanya, yang pada akhirnya
akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Kebutuhan Dalam Orientasi
Program orientasi diselenggarakan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan guna menghadapi masalah-masalah tersebut agar dapat
terhindarkan. Adapun tiga kebutuhan tersebut adalah :
1)
Program
orientasi harus mampu membantu pekerja baru untuk mengetahui dan memahami
standar pekerjaan, harapan perusahaan pada dirinya, norma-norma dan tradisi
yang dihormati dan berlaku di perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan.
2)
Program
orientasi harus mampu membantu pekerja baru untuk memahami dan bersedia
melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi sehari-hari.
3)
Program
orientasi harus mampu membantu pekerja baru untuk mengetahui dan memahami
berbagaia aspek teknis pekerjaan agar mampu melaksanakan tugasnya secara efektif,
efisien dan produktif.
Program
orientasi pada dasarnya bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
kendala-kendala yang dapat menghambat usaha mendayagunakan kemampuan tenaga
kerja baru secara optimal dalam memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
perusahaan. Sehubungan dengan itu, program orientasi dapat dilakukan dalam tiga
bentuk / tingkat penyelenggaraan.
1)
Orientasi
Umum (dilakukan oleh HRD)
2)
Orientasi
Khusus (dilakukan oleh penyelia / manager)
3)
Orientasi
Lanjutan (dilakukan oleh HRD dan penyelia).
0 Response to "Materi Orientasi Training"
Post a Comment