MSDM
(Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja secara efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan
bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Menurut Hasibuan (2008:29), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini menjelaskan
bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan seni dimana dalam pelaksanaannya
seorang manajer perlu mencari cara dalam memberdayakan sumber daya yang
dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Samsudin (2010:300)
mengemukakan bahwa manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai
tujuan organisasi dengan pelaksanaan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Sedangkan menurut Terry (dalam Samsudin 2010:304) mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri
dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam perusahaan.
Rachmawati (2008:14) memberikan definisi manajemen sumber
daya manusia sebagai berikut: “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat”.
Selanjutnya, Yuniarsih dan Suwatno (2008:3) mengemukakan
bahwa : “Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya
manusia dalam kegiatan suatu organisasi“.
Hal senada di kemukakan pula oleh Rivai (2009:1) bahwa
: “Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari
manajemen yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian. Karena sumber daya manusia dianggap semakin penting perannya
dalam pencapaian tujuan organisasi, maka berbagai pengalaman dan hal penelitian
dalam bidang sumber daya manusia dikumpulkan secara sistematis. Istilah
manajemen mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana
seharusnya mengelola sumber daya manusia”.
Seleksi dan Pengujian
Seleksi merupakan bagian materi dari
operasional manajemen sumber daya manusia yaitu pengadaan (procurement),
sedangkan pengadaan itu sendiri terdiri dari: perencanaan, perekrutan, seleksi,
penempatan, dan produksi. Proses seleksi merupakan tahap-tahap khusus yang
digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut
dimulai ketika pelamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Proses
seleksi merupakan pengambilan keputusan bagi calon pelamar untuk diterima atau
tidak.
Menurut Simamora (2004:202), seleksi
merupakan proses pemilihan dari sekelompok pelamar yang paling memenuhi
kriteria untuk posisi yang tersedia di dalam perusahaan. Sedangkan menurut
Teguh (2009:6) menjelaskan bahwa seleksi adalah proses yang terdiri dari
berbagai langkah yang spesifik dari kelompok pelamar yang paling cocok dan
memenuhi syarat untuk jabatan tertentu.
Ada tiga hal yang menyebabkan
seleksi menjadi hal yang penting, yaitu:
a.
Kinerja para manajer senantiasa
tergantung pada sebagian kinerja bawahannya.
b.
Seleksi yang efektif penting, karena
biaya perekrutan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pengangkatan pegawai
tidak sedikit.
c.
Seleksi yang baik itu penting,
karena implikasi hukum dari pelaksanaannya secara serampangan.
Proses pengambilan keputusan
pengangkatan yang baik akan sangat tergantung pada dua prinsip dasar proses
seleksi, yaitu:
a)
Perilaku dimasa lalu yang
merupakan predictor terbaik atas perilaku dimasa yang akan
datang.
b)
Perusahaan harus menghimpun data
yang handal sebanyak mungkin yang dapat dimanfaatkan untuk menyeleksi pelamar
yang terbaik.
Adapun cara seleksi yang digunakan
oleh perusahaan maupun organisasi dalam penerimaan karyawan baru dewasa ini
dikenal dengan dua cara yaitu:
Ä Non ilmiah
Yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak
didasarkan atas kriteria standar, atau spesifikasi kebutuhan nyata suatu
pekerjaan atau jabatan. Akan tetapi hanya didasarkan pada perkiraan dan
pengalaman saja. Seleksi dalam hal ini dilakukan tidak berpedoman pada uraian
spesifikasi pekerjaan dari jabatan yang akan diisi. Unsur-unsur yang diseleksi
biasanya meliputi hal-hal seperti:
1. Surat lamaran bermaterai atau tidak
2. Ijasah sekolah dan daftar nilainya
3. Surat keterangan kerja dan pengalaman
4. Refrensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya
5. Wawancara langsung dengan yang bersangkutan
6. Penampilan dan keadaan fisik pelamar
7. Keturunan dari pelamar
8. Tulisan tangan pelamar.
Ä Ilmiah
Metode ilmiah merupakan metode
seleksi yang didasarkan pada spesifikasi pekerjaan dan kebutuhan nyata yang
akan diisi, serta berpedoman pada kriteria dan standar-standar tertentu.
Seleksi ilmiah mengacu pada hal-hal antara lain:
1) Metode kerja yang sistematis
2) Berorientasi pada kebutuhan riil karyawan
3) Berorientasi kepada prestasi kerja
4) Berpedoman kepada undang-undang perburuhan
5) Berdasarkan kepada analisa jabatan dan ilmu sosial lainnya.
Sedangkan menurut Bowen,
Ledford, and Nathan (dalam Indahwati : 2002:77) mengemukakan 2 praktek
seleksi dan rekrutmen:
a. Praktek seleksi konvensional, merekrut karyawan yang KSA (Knowledge,
Skill dan Ability) “fit” dengan persyaratan pekerjaan tertentu.
Praktek ini mengabaikan karakteristik personal dalam rekrutmen, dengan alasan
karakteristik personal tidak relevan dengan persyaratan pekerjaan tertentu,
lebih sering disebut “person-job fit”.
b. Praktek seleksi model baru, merekrut karyawan “seutuhnya”,
direfleksikan pada orientasi karyawan yang direkrut tidak hanya “fit”
antara KSA dengan persyaratan pekerjaan, tetapi juga harus “fit” antara
karakteristik personal dengan budaya organisasi, sering disebut dengan “person-organization
fit”.
Perusahaan tentu akan mengharapkan
para pelamar yang datang memiliki prestasi dan kemampuan yang
memuaskan dalam pekerjaannya. Kriteria seleksi menurut Simamora (2004: 202)
pada umumnya dapat dirangkum dalam beberapa kategori yaitu :
a) Pendidikan
b) Referensi
c) Pengalaman kerja
d) Kemampuan bahasa Inggris
e) Kesehatan
f) Tes tertulis
g) Tes wawancara.
Sebelum perusahaan memutuskan
karakteristik yang akan di seleksi, maka perusahaan sebaiknya memiliki kriteria
sukses yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menentukan cara untuk memprediksi
pelamar mana yang mencapai tingkat yang diharapkan. Adapun beberapa teknik
seleksi antara lain: Interview, Tes psikologi, Tes mengenal
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, Pusat
pelatihan, Biodata, Refrensi,Grafologi (ilmu yang berkenaan dengan
tulisan tangan). Sedangkan langkah-langkah dalam seleksi yaitu :
1) Seleksi surat-surat lamaran
2) Pengisian blanko lamaran
3) Pemeriksaan refrensi
4) Wawancara pendahuluan
5) Tes penerimaan
6) Tes psikologi
7) Tes kesehatan
8) Wawancara akhir atasan langsung
9) Keputusan diterima atau ditolak.
Simamora (2004:234) menjelaskan
proses seleksi dibuat dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
kepegawaian untuk menduduki sebuah posisi atau jabatan dalama suatu
perusahaan atau organisasi. Ketelitian dari proses seleksi bergantung pada
beberapa faktor, yaitu:
1. Konsekuensi seleksi yang salah diperhitungkan
2. Yang mampu mempengaruhi proses seleksi adalah kebijakan
perusahaan dan sikap dari manajemen
3. Waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan seleksi yang
cukup lama
4. Pendekatan seleksi yang berbeda umumnya digunakan untuk
mengisi posisi-posisi di jenjang yang berbeda di dalam perusahaan
5. Sektor ekonomi dimana individu akan dipilih baik swasta,
pemerintah atau nirlaba juga dapat mempengaruhi proses seleksi.
Pelaksanaan seleksi selalu memiliki
kendala walaupun telah direncanakan secara cermat. Hal ini terjadi karena yang
akan diseleksi adalah manusia yang memiliki pikiran, dinamika, dan harga diri.
Kendala-kendala tersebut antara lain: tolak ukur, penyeleksi, dan pelamar.
Seleksi merupakan fungsi yang
penting karena berbagai macam keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya diperoleh dari proses seleksi. Proses seleksi akan
melibatkan proses menduga yang terbaik (best-guest) dari pelamar yang
ada. Seleksi penerimaan pegawai baru bertujuan untuk mendapatkan hal-hal
berikut:
a. Karyawan yang memiliki potensi
b. Karyawan yang disiplin dan jujur
c. Karyawan yang sesuai dengan tugas dan keahlian yang
diperlukan
d. Karyawan yang trampil
e. Karyawan yang kreatif dan dinamis
f. Karyawan yang loyal
g. Mengurangi turnover karyawan
h. Karyawan yang sesuai dengan budaya organisasi
i.
Karyawan yang dapat bekerja sama
didalam perusahaan
j.
Karyawan yang mudah dikembangkan
dimasa yang akan datang.
Penetapan jumlah karyawan
Langkah seleksi berikutnya setelah
dasar dan tujuan adalah penetapan jumlah karyawan yang dibutuhkan perusahaan.
Jika jumlah karyawan terlalu banyak, akan terjadi pemborosan, sedangkan jika
jumlah karyawan kurang pekerjaan tidak dapat selesai tepat pada waktunya.
Metode penetapan jumlah karyawan dilakukan dengan metode non ilmiah dan metode
ilmiah.
·
Metode nonilmiah
Menurut metode nonilmiah, jumlah karyawan dibutuhkan hanya
didasarkan atas perkiraan-perkiraan saja, bukan atas perhitungan cermat dari
volume pekerjaan dan standar prestasi pekerja. Metode nonilmiah akan
mengakibatkan jumlah karyawan yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan
volume pekerjaan, sehingga menimbulkan kerugian.
·
Menurut metode ilmiah, jumlah
karyawan yang akan diterima betul-betul atas perhitungan dan analisis beban
kerja serta standar prestasi pekerja. Analisis beban kerja adalah penentuan
jumlah pekerja yang diperluakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu.
Cara seleksi SDM
- Non ilmiah
Seleksi nonilmiah adalah seleksi yang dilaksanakan tidak
didasarkan kepada kritera, standar, atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan
atau jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja.
- Ilmiah
Seleksi ilmiah hendaknya dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut:
1.
Metode kerja yang jelas.
2.
Berorientasi kepada prestasi kerja
3.
Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan
4.
Berdasarkan kepada job discription
5.
Berpedoman kepada undang-undang perburuhan.
Kualifikasi
Seleksi SDM
Penyeleksi harus mengetahui secara
jelas kualifikasi yang akan diseleksi dari pelamar. Hal ini sangat penting
supaya sasaran dicapai dengan baik. Tanpa mengetahui secara jelas kualifikasi
seleksi akan mengakibatkan sasaran yang dicapai menyimpang.
Kualifikasi meliputi:
a.
Umur h.
Temperamen
b.
Keahlian i.
Karakter
c.
Kesehatan Fisik j. Pengalaman Kerja
d.
Pendidikan k.
Kedisiplinan
e.
Jenis Kelamin l. Kerja sama
f.
Tampang m.
Kejujuran
g.
Bakat n Inisiatif dan kreatif.
Sistem
Seleksi SDM
Succesive-Approach adalah sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan
testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing, ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya
dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.
Compensatory-Approach adalah sistem seleksi yang dilakukan dengan cara si-pelamar
mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah
mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan
gugur atau tidak diterima.
Prosedur
Seleksi SDM
Prosedur atau langkah-langkah
pelaksanaan seleksi perlu ditetapkan dengan cermat berdasarkan asas efesiensi
untuk memperoleh karyawan yang qualified dengan penempatan yang tepat.
Langkah-langkah Seleksi
1.
Seleksi surat-surat lamaran.
2.
Pengisian blanko lamaran
3.
Pemeriksaan referensi
4.
Wawancara pendahuluan
5.
Tes penerimaan
6.
Tes Psikologi
7.
Tes kesehatan
8.
Wawancara akhir atasan langsung
9.
Memutuskan diterima atau ditolak.
Bentuk-bentuk
tes penerimaan adalah:
a.
Physical test (medical test): Suatu
proses untuk menguji kemampuan fisik pelamar, misalnya pendengaran, penglihatan
(buta warna atau tida).
b.
Academic test (knowledge test): proses menguji
kecakapan yang dimiliki palamar sesuai dengan kebutuhan jabatan yang diisinya.
c. Phsychological tets:
1. Tes Kecerdasan (intelligence
test)
2. Tes kepribadian (personality
test)
3. Tes bakat (aptitude test)
4. Tes Minat (interst test)
5. Tes prestasi (achievement test).
Konsep Dasar Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes
Evaluasi
adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari
segi nilai dan arti. Sasaran dari proses ini adalah sebuah sistem, dan dapat
menggunakan komponen eksternal sistem dalam pelaksanaanya. Sedangkan sifat dari
hasil evaluasi adalah kualitatif yang bertujuan untuk menentukan nilai.
Penilaian
merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memberikan
berbagai informasi menyeluruh tentang proses dan hasil belajar peserta didik
dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu. Penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang
tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai-nilai. Sasaran dari proses penilaian adaur suatu aspelah salah satu atau
beberapa komponen dari dalam sistem, dan pelaksaanannya dilakukan oleh komponen
dalam sistem. Seperti evaluasi, sifat dari hasil penilaian adalah kualitatif
yang bertujuan untuk menentukan nilai.
Pengukuran
adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas ‘sesuatu’, yang
dalam konteks pembelajaran dapat berarti peserta didik, guru, gedung sekolah,
meja belajar, dan sebagainya. Berbeda dengan evaluasi dan penilaian, sifat dari
hasil pengukuran adalah kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan jumlah.
Pada pelaksanaannya, proses ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang
telah distandarisasi.
Tes
adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek
perilaku tertentu. Tes pula merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
evaluasi untuk mengumpulkan data.
Langkah-langkah Seleksi Pegawai
1. Kualifikasi
yang menjadi dasar seleksi dibagi menjadi :
a. Technical skill
b. Conceptual skill
c. Human skill
1.
Pengalaman
2.
Umur atau usia
3.
Jenis kelamin
4.
Keadaan fisik
5.
Tampang
6.
Bakat
7.
Tempramen
8.
Karakter
2. Mengadakan
tes, tahapannya :
a. Tes pengetahuan umum dan
akademi atau keahlian
b. Tes psychologis terdiri dari :
1.
Achievement test,
yaitu jenis tes yang bermaksud mengukur apa yang dapat dilakukan oleh seorang
calon pegawai.
2.
Aptitude test,
yaitu jenis tes yang bermaksud mengukur kesanggupan atau bakat dari seorang
calon pegawai.
3.
Intelegence test,
yaitu jenis tes yang bermaksud untuk mendapatkan aspek intelejensia (kesanggupan
mental) calon pegawai.
4.
Interest test,
yaitu jenis tes yang bermaksud menentukan aktivitas yang mana yang paling
menarik perhatian seorang calon pegawai.
5.
Personality test,
yaitu jenis tes yang bermaksud meneentukan sifat kepribadian seorang calon
pegawai.
c.
Tes wawancara (interview)
d.
Tes kesehatan
e. Pengumuman hasil seleksi
MENGAPA SELEKSI YANG DITELITI
PENTING
Ada 3 alasan utama memilih karyawan
yang tepat
a) Prestasi perusahaan sebagai besar selalu bergantung pada
bawahan. Karyawan dengan keterampilan dan kemampuan yang tepat akan mealukan
pekerjaan yang baik bagi perusahaan. Karyawan tanpa keterampilan, tidak akan
berprestasi secara efektif.
b) Merekrut dam memperkerjakan karyawan adalah mahal.
Memperkerjakan dan melatih seorang tukang ketikpun dapat membutuhkan biaya 5000
US$. Atau lebih untuk pembayaran dan waktu penyediaan.
c) Ada dampak hukum dari memperkerjakan orang tidak kompeten.
Undang-undang EEO dan keputusan pengadilan memintah prosedur seleksi yang tidak
diskriminatif untuk kelompok yang di lindungi. Selanjutnya, pengadilan akan
memutuskan pengusaha bertanggung jawab saat karyawan melakukan hal kriminal
atau hal lain yang berlatar belakang kejahatan. Kesalahan mempekerjakan perlu
di garis bawahi sebagai kebutuhan untuk memikirkan apa seharusnya persyaratan
pekerjaan karena jenis persyaratan itulah yang menjadi fokus dari banyak
tuntutan kesalahan memperkerjakan.
Pengusaha terlindung terhadap
tuntutan mempekerjakan yang sembrono bila:
o Dapat otorisasi tertulis dari si pelamar untuk pemeriksaan
refrensi dan secara teliti memeriksa referensi.
o Menyimpan semua catatan dan informasi yang anda dapatkan
tentang pelamar.
o Menolak pelamar yang membuat pernyataan palsu dari fakta
materal atau yang memilki catatan hukuman untuk pelanggaran yang langsung
berhubungan dan penting untuk pekerjaan tersebut.
o Mengingat kebutuhan untuk menyeimbangkan hak privasi pelamar
dengan ”hal yang perlu diketahui”, khususnya saat anda menemukan informasi yang
merusak.
o Menerapkan tindakan disiplin dengan segera bila masalahnya
berkembang.
Konsep Pengujian Dasar
Pengujian dan seleksi karyawan yang efektif sangat bergantung
pada konsep pengujian dasar atas reliabilitas dan validitasnya :
I.
Keabsahan
Suatu tes itu pada dasarnya sebuah
sampel dari perilaku seseorang, tetapi beberapa tes jelas lebih mewakili
perilaku yang disampelkan ketimbang yang lainnya. Sebuah tes mengetik misalnya,
jelas berhubungan dengan beberapa perilaku dalam bekerja, dalam jenis hal
mengetik.
·
Keabsahan Tes
Merupakan kecermatan yang dengannya sebuah tes, wawancara
dan lain-lain mengukur apa yang mau diukur atau memenuhi fungsi yang dirancang
untuk diisi. Keabsahan tes menjawab pertanyaan “Apakah tes ini mengukur apa
yang harus diukur?”. Berkenaan dengan tes seleksi karyawan, istilah keabsahan sering
merujuk pada bukti bahwa tes itu berhubungan dengan jabatan. Dalam testing
pekerjaan ada dua cara utama untuk menunjukkan keabsahan tes, yaitu keabsahan
kriteria dan keabsahan muatan.
v Keabsahan kriteria berarti menunjukkan bahwa mereka yang
mengerjakan tes dengan baik juga akan bekerja baik dan bahwa mereka yang jelek
dalam tes juga akan jelek dalam bekerjanya. Dengan demikian, tes itu memiliki
keabsahan sejauh orang-orang dengan skor tes yang lebih tinggi berkinerja lebih
baik pada pekerjaan.
v Keabsahan muatan adalah sebuah tes yang memuat sampel yang
adil dari tugas-tugas dan keterampilan yang sesungguhnya dibutuhkan untuk
jabatan yang dipertanyakan.
II.
Kehandalan
Sebuah tes mempunyai dua
karakteristik penting, keabsahan dan kehandalan. Kehandalan adalah sebuah
karakteristik yang penting kedua dari tes dan merujuk pada kemantapannya.
Bagaimana
Mengabsahkan Sebuah Tes?
Proses validasi ini biasanya
menuntut keahlian dari seorang psikolog industry dan dikoordinasikan oleh
departemen SDM. Peran lini manajemen adalah untuk secara jelas menggambarkan
jabatan dan persyaratan-persyaratannya, sehingga persyaratan manusiawi dari
jabatan itu dan standar kinerja jabatan itu jelas bagi psikolog.
III.
Pedoman Testing
Untuk menetapkan sebuah program
testing mencakup :
1)
Gunakanlah tes sebagai suplemen
2)
Absahkanlah tes-tes dalam organisasi
anda
3)
Analisislah semua standard
pengangkatan dan promosi yang ada.
4)
Jagalah agar catatan-catatan anda
selalu akurat
5)
Mulailah dengan program keabsahan
anda sekarang
6)
Gunakanlah psikolog yang berijazah
7)
Kondisi tes itu penting
Reabilitas /
Keandalan
Keandalan
(reability) adalah karakteristik penting dari ujian dan mengacu kepada
konsistensinya :
“Reabilitas yaitu konsistensi nilai yang diperoleh oleh orang yang sama
saat di uji kembali dengan ujian yang sejenis. Ada beberapa cara untuk
memperkirakan konsistensi nilai atau keandalan. Anda dapat melakukan ujian yang
sama kepada orang yang sama pada dua waktu yang berbeda. Atau anda dapat
melakukan ujian dan kemudian memberikan ujian kembali yang di yakini para ahli
sebagai ujian yang setara beberapa waktu kemudian, ini akan menjadi penilaian
bentuk setara.” Dengan membandingkan nilai ujian mereka pada ujian kedua
dengan nilai pada ujian pertama, hal ini akan menjadi penilaian ulang ujian.
Contohnya adalah, Scholastic
Assesment Test (SAT).
Validitas
Validitas mengacu pada
kebenaran kesimpulan yang dapat kita buat berdasarkan hasil tes. Contohnya,
jika Jane mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada ujian pemahaman mekanis
komprehensif dibandingkan Jim, dapatkah kita yakin bahwa Jane memiliki
kemampuan pemahaman mekanis komprehensif yang lebih baik daripada Jim? Dengan
memperhatikan ujian seleksi karyawan, validitas sering mengacu pada bukti ujian
ini berhubungan dengan pekerjaan, dengan kata lain, prestasi seseorang pada tes
tersebut merupakan alat prediksi yang valid untuk menunjukkan prestasinya pada
pekerjaan. Tes seleksi harus valid, karena tanpa bukti validitas, tidak ada
alasan logis atau izin yang sah untuk terus menggunakannya dalam menyaring pelamar
pekerjaan. Dalam ujian mempekerjakan, terdapat dua cara utama untuk menunjukkan
validitas ujian, yakni Validitas kriteria dan validitas isi.
a) Validitas
Kriteria
Membuktikan
mereka yang berhasil dalam ujian juga berhasil dalam pekerjaan, dan mereka yang
buruk saat ujian melakukan pekerjaan dengan buruk. Jadi, ujian itu memiliki
validitas yang dapat menyatakan bahwa orang dengan nilai ujian yang lebih
tinggi melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Dalam pengukuran psikologis, alat
prediksi adalah pengukuran ( dalam hal ini, nilai ujian) yang dihubungkan
dengan sebuah kriteria, seperti prestasi pada pekerjaan. Istilah validitas
kriteria mencerminkan istilah tersebut.
b) Validitas
Isi
Pengusaha
memperlihatkan validitas isi ujian dengan menunjukkan bahwa ujian itu merupakan
contoh yang proporsional dari apa yang dilakukan pekerjaan tersebut. Prosedur
dasarnya adalah mengidentifikasi tugas-tugas dalam pekerjaan dan perilaku yang
akan diuji. Misalnya, ujian entri data yang pernah digunakan untuk
mempekerjakan seorang pengetik yang bertugas untuk memasukkan data. Bila isi
yang anda pilih untuk ujian entri data adalah contoh perwakilan dari apa yang
perlu diketahui orang itu dalam pekerjaan, ujian itu sah isinya.
Memperlihatkan
validitas isi terdengar lebih mudah daripada praktiknya. Validitas isi
memperlihatkan bahwa:
Tugas
yang dilakukan orang tersebut pada ujian adalah benar-benar contoh yang
komprehensif dan acak dari tugas yang dilakukannya pada pekerjaan.
Kondisi
dimana orang itu menjalankan ujian yang menyerupai situasi pekerjaan, tidaklah
mudah. Untuk banyak pekerjaan, pengusaha harus memperlihatkan bukti lain dari
validitas seperti validitas kriteria.
Bagaimana Mensahkan Ujian
Agar ujian seleksi dapat
berguna, anda harus cukup yakin bahwa nilai ujian berhubungan dengan cara
memprediksi prestasi pekerjaan. Dengan kata lain, anda harus menvalidasi ujian
itu sebelum menggunakannya dengan memastikan bahwa nilai ujian itu dapat
memprediksi kriteria seperti prestasi kerja. (Dengan kata lain, anda harus
membuktikan validitas kriteria itu). Proses validasi ini biasanya dilakukan
oleh seorang psikolog industri. Departmen SDM mengkoordinasikannya. Manajemen
lini berperan untuk menggambarkan pekerjaan dan persyarataannya sehingga
persyaratan dan standar prestasi pekerjaan tersebut jelas bagi psikolog. Proses
validasi terdiri dari lima langkah, yakni :
1) Menganalisis
Pekerjaan
Langkah
pertama adalah menganalisis pekerjaan dengan membuat dan menuliskan deskripsi
pekerkaan dan spesifikasi pekerjaan. Di sini, anda harus menyebutkkan ciri dan
ketrampilan manusia yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat prestasi pekerjaan.
Misalnya, haruskan seorang pelamar pandai berbicara? Apakah dibutuhkan
pengetahuan pemrograman? Apakah orang itu harus merakit komponen kecil yang
rinci? Persyaratan inilah yang menjadi alat prediksi. Inilah ciri dan
ketrampilan yang mempredikisikan keberhasilan pekerjaan tersebut. Dalam langkah
pertama ini, anda juga harus mendefinisikan apa yang anda maksudkan dengan “keberhasilan kerja” karena
keberhasilan adalah kriteria. Anda dapat fokus pada kriteria yang berhubungan
dengan produksi (kuantitas, kualitas, dan seterusnya), data personel (absen,
lamanya bekerja, dan seterusnya).
Beberapa
pengusaha melakukan kesalahan dengan secara teliti menentukan alat prediksi
(seperti kecekatan tangan) sementara kriteria yang sebenarnya dapat
memprediksikan prestasi yang diabaikan. Menentukan dengan cara yang seperti ini
merupakan kesalahan.
2)
Memilih Ujian
Berikutnya
pilihlah ujian yang menurut anda dapat mengukur atribut (alat prediksi) yang
penting untuk keberhasilan pekerjaan. Biasanya pengusaha mendasari pilihan ini
pada pengalaman, riset sebelumnya, dan “dugaan terbaik”. Biasanya mereka tidak
memulai hanya dengan satu ujian. Malahan, mereka memilih beberapa ujian dan
mengkombinasikannya menjadi deretan ujian. Deretan ujian ini
memiliki sasaran untuk mengukur sederetan alat prediksi yang mungkin, seperti
agresivitas, sifat ekstrover, dan kemampuan berhitung. Beberapa perusahaan
menerbitkan ujian yang umumnya tersedia bagi siapapun. Sebagai contoh,
Wonderlic Personnel Test, Inc., menerbitkan ujian kapasitas intelektual yang
terkenal, dan juga ujian lain, termasuk ujian ketrampilan teknis, deretan ujian
kepandaian (aptitude test), daftar minat, dan daftar dapat diandalkan.
Perusahaan lainnya pun juga menerbitkan konteks ujian yang berbed pula. Meski
demikian, sekali lagi jangan biarkan banyaknya ujian personel yang tersedia
menutupi fakta penting dari anda : “anda harus melakukan ujian sesuai dengan
undang-undang kesempatan pekerjaan yang sama, dan dalam cara yang etis dan
melindngi privasi orang lain yang diuji.”
3)
Melakukan Ujian
Berikutnya
melakukan ujian yang dipilih. Di sini anda memiliki dua pilihan. Pilihan
pertama adalah melakukan ujian itu kepada karyawan yang saat ini melakukan
pekerjaan tersebut. Kemudian, anda bandingkan nilai ujian mereka dengan
prestasi mereka saat ini. Hal ini adalah merupakan validasi bersamaan
(concurrent validation). Keuntungan utamanya adalah data prestasi telah
tersedia. Kerugiannya adalah karyawan tersebut mungkin bukan dari pelamar baru
(yang tentu saja merupakan orang yang membuat anda tertarik untuk melakukan
ujian penyaringan). Karyawan yang ada saat ini telah memiliki pelatiha langsung
dan telah disaring oleh teknik seleksi yang anda nilai sekarang.
Validasi
prediktif adalah
cara kedua dan yang lebih dapat diandalkan untuk memvalidasi ujian. Di sini
anda melakukan ujian kepada pelamar sebelum mereka dipekerjakan. Kemudian,
mempekerjakan pelamar ini hanya dengan menggunakan teknik seleksi yang ada,
bukanlah hasil dari ujian baru yang sedang anda kembangkan. Setelah mereka
bekerja lama, ukurlah prestasi mereka dan bandingkan dengan nilai ujian mereka
terdahulu. Kemudian, anda dapat menentukan apakah anda dapat menggunakan
prestasi mereka untuk memprediksi prestasi kerja mereka berikutnya.
4)
Hubungkan Nilai Ujian Anda dengan Kriteria
Langkah
berikutnya adalah menentukan apakah ada hubungan antara nilai (alat prediksi)
dan prestasi (kriteria). Biasanya digunakan penentuan hubungan statistik antara
(1) nilai ujian dan (2) prestasi kerja melalui analisis korelasi, yang
memperlihatkan derajat hubungan statistik. Bila korelasi antara ujian dan
prestasi kerja, anda dapat mengembangkan bagan harapan (expectancy chart).
Bagan ini menyajikan hubungan antara nilai ujian dan prestasi kerja secara
grafis.
5)
Validasi –silang dan Validasi –ulang
Seorang
ahli harus memvalidasi ulang ujian-ujian yang telah dilakukan secara periodik.
Prosedur yang akan anda gunakan untuk memperlihatkan validitas isi berbeda dari
yang digunakan untuk memperlihatkan validitas kriteria. Validitas isi cenderung
untuk menekankan penilaian. Di sini, pertama-tama anda akan melakukan analisis
pekerjaan dengan teliti untuk mengetahui perilaku kerja yang dibutuhkan.
Kemudian, mengkombinasikan beberapa sampel perilaku pada ujian. Ujian
ketrampilan mengetik dan komputer untuk seorang pengetik dapat menjadi contoh.
Fakta bahwa ujian itu merupakan sampel yang komprehensif dari perilaku
sebenarnya yang dapat diamati pada pekerjaan adalah hal yang memberikan
validitas isi dari ujian itu.
Proses validasi ini terdiri dari
lima langkah :
1) Analislah jabatan. Spesifikan sifat dan keterampilan manusia
yang diinginkan untuk pelaksanaan jabatan yang diinginkan.
2) Pilihlah tes anda.
3) Laksanakanlah tes. Disini ada dua pilihan. Pertama,
melaksanakan tes bagi karyawan yang sudah bekerja sekarang. Selanjutnya dapat
dibandingkan skor tes mereka dengan kinerja mereka sekarang, ini disebut
validasi berbarengan. Keuntungan utamanya adalah bahwa data tentang kinerja
sudah tersedia. Kerugiannya adalah bahwa karyawan yang sekarang mungkin tidak
mewakili para pelamar baru.
4) Hubungkanlah skor tes dan kriteria.
5) Pengabsahan silang dan pengabsahan ulang.
Aspek Kesempatan yang Setara atas
Pekerjaan dari Pengujian
A.
Pedoman
Program Pengujian
1.
Gunakan
ujian sebagai tambahan. Jangan jadikan yang anda lakukan sebagai satu-satunya
alat seleksi, gunakan ujian sebagai tambahan perangkat lain seperti wawancara
dan pengecekan latar belakang.
2.
Validasilah
ujian tersebut. Paling baik adalah melakukan validasi di dalam perusahaan anda
sendiri, meskipun fakta menyatakan bahwa tes yang sama telah terbukti valid
dalam organisasi yang serupa, hal ini dinamakan generalisasi validitas dimana
selalu dapat diterima.
3.
Monitor
program pengujian/seleksi anda. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti “seberapa
besar porsi pelamar dari kelompok minoritas dan nonminoritas yang ditolak pada
setiap tahap proses mempekerjakan?” “mengapa saya menggunakan ujian ini- apa
artinya berkaitan dengan perilaku aktual dalam pekerjaan?”
4.
Simpan
catatan yang akurat. Catat mengapa anda menolak setiap pelamar. Catatan yang
umum seperti “tidak cukup memuaskan” tidaklah cukup. Alasan anda menolak
seorang pelamar dapat berkaitan dengan validasi di kemudian hari.
5.
Gunakan
psikolog yang memiliki sertifikasi. Menyusun, memvalidasi, dan menggunakan
standar-standar seleksi (termasuk ujian-ujian) secara umum membutuhkan psikolog
yang berkualitas. Hampir semuanya mengondisikan orang yang menawarkan jasa
pelayanan psikolog pada publik agar disertifikasi atau diberikan lisensi.
6.
Mengelola
kondisi ujian. Melaksanakan ujian di wilayah yang rivat, tenang, dengan
penerangan dan ventilasi yang cukup, dan memastikan semua pelamar melakukan
ujian dalam kondisi yang sama. Saat seleksi, jagalah kerahasiaan hasil ujian.
Berikan hasil tersebut hanya pada orang yang memiliki legitimasi kebutuhan
terhadap informasi tersebut dan kemampuan memahami dan menginterpretasikan
nilai ujian tersebut (termasuk pelamar).
7.
Validasi
kembali secara periodik. Kebutuhan pengusaha dan kecenderungan pelamar akan
berubah dari waktu ke waktu. Anda harus melakukan validasi kembali program
pengujian anda secara periodik.
Perlu diketahui, jika
sekali saja penuntut menunjukkan bahwa salah satu prosedur seleksi anda
memiliki dampak kebalikan terhadap kelompok yang dilindunginya, anda harus
memperhatikan validitas dan keadilan seleksi dari poin ujian yang diduga
diskriminatif.
Pengusaha memiliki tiga
alternatif dengan memerhatikan program pengujiannya:
·
Pertama
adalah melakukan prosedur seleksi yang sah lainnya yang tidak memiliki dampak
merugikan.
·
Kedua
adalah dengan memperlihatkan bahwa ujian itu sah, dengan kata lain ini adalah
alat prediksi yang sah dari prestasi kerja. Idealnya, anda melakukan studi
validasi tersendiri lebih dulu.
·
Alternatif
ketiga yakni, dengan mengawasi ujian seleksi untuk melihat apakah ia memiliki
dampak berbeda.
v
Hak Individu dan Keamanan Ujian Peserta Ujian
Pelaku
ujian memiliki hak dalam privasi dan informasi untuk ujian pendidikan dan
psikologis. Mereka memiliki hak kerahasiaan atas hasil ujian dan hak untuk
memberikan izin mengenai penggunaan hasil tersebut. Mereka memiliki hak untuk
mengharapkan bahwa hanya orang yang memenuhi syarat untuk menerjemahkan nilai
ini saja yang memiliki akses terhadapnya, atau informasi secukupnya akan
menyertai nilai itu untuk memastikan interpretasi mereka yang sesuai. Dan
mereka memiliki hak untuk mengharapkan ujian ini adil bagi semua. Sebagai
cotoh, tidak ada orang yang memiliki akses sebelumnya terhadap pertanyaan atau
jawaban.
v
Wawasan Penelitian
Mengikuti
ujian yang sesuai, seperti lingkungan ujian yang tenang, privasi, dan
seterusnya adalah penting. Faktor lain adalah jelasnya hubungan antara
prosedur seleksi dan melakukan pekerjaan, dengan kata lain validitas
awal terhadap prosedur seleksi. Validitas awal yang dirasakan terhadap
prosedur seleksi adalah korelasi terkuat dan reaksi yang disukai di antara dua
conton tersebut. Sebagai catatan, ujian yang valid secara teknis tidak begitu
saja akan dianggap adil oleh calon karyawan. Hal inilah yang kadang kala
menjadi pembenaran untuk menggantikan satu tes yang telah valid dengan
ujian-ujian lain, jika ujian lain itu dirasakan lebih adil.
v Menggunakan
Ujian di Pekerjaan
Ujian
telah umum digunakan oleh pengusaha masa kini. Ujian bukan hanya bagi para
pekerja level rendah atau di perusahaan besar saja, hal ini dikarenakan secara
umum tuntutan kerja meningkat, pengusaha cenderung untuk lebih bergantung pada
metode pengujian dalam proses seleksi. Para pengusaha tidak menggunakan ujian
hanya untuk menemukan karyawan yang bagus, tetapi juga untuk menyaring yang buruk.
v Pengujian
Komputer-Interkatif
Pengujian
terkomputerisasi saat ini makin menggantikan ujian konvensinal dengan kertas
dan pensil. Dalam sebuah perusahaan dibuat komponen-komponen ujian (secara
komputerisasi) untuk mewakili pekerjaan yang sebenarnya dilakukan. Beberapa ujian terkomputerisasi lain termasuk
ujian kemampuan berhitung, ujian pemahaman membaca, dan ujian membandingkan dan
pemeriksaan klerikal. Berbagai perangkat seleksi terkomputerisasi lain juga
dapat digunakan. Misalnya, ujian otomatis “in basket” mensyaratkan calon
karyawan untuk berurusan dengan inbox virtual yang memuai email, panggilan
telepon, dokumen, dan folder, untuk menilai kemampuan calon karyawan dalam
membuat keputusan dan menyelesaikan permasalahan.
Contoh Pekerjaan untuk
Seleksi Karyawan
Teknik contoh pekerjaan
mengukur bagaimana seseorang calon benar-benar melaksanakan sebagian besar
tugas dasar pekerjaan itu. Teknik ini memiliki beberapa keuntungan. Dapat
mengukur tugas pekerjaan yang sebenarnya sehingga akan lebih sulit bagi para
pelamar untuk memalsukan jawaban. Contoh pekerjaan ini tidak menguji ke dalam
kepribadian atas psikis pelamar. Hampir tidak ada kesempatan yang dipandang
sebagai pelanggaran privasi. Bila dirancang dengan tepat. Ujian contoh
pekerjaan, juga memperlihatkan validitas yang lebih baik daripada yang
dilakukan terhadap ujian lain yang dirancang untuk memprediksikan prestasi.
Prosedur dasarnya adalah memilih beberapa tugas yang sangat penting untuk
melakukan pekerjaan dan menguji pelamar dengan contoh pekerjaannya masing-masing.
Sebagai contoh, dalam mengembangkan ujian contoh pekerjaan untuk para mekanik
pemeliharaan, pertama-tama para ahli membuat daftar semua kemungkinan tugas
pekerjaan (seperti memasang katrol dab ban serta memasang dan meluruskan sebuah
motor). Empat tugas penting disini yakni memasang katrol dan ban, membongkar
dan memasang kotak persneling, memasang dan meluruskan sebuah motor,. Kemudian,
mereka memecahkan keempat tugas sesuai langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya. Para mekanik dapat melakukan setiap langkah dengan cara yang
sedikit berbeda. Karena beberapa pendekatan lebih baik dari yang lain, para
ahli memberikan bobot yang berbeda untuk pendekatan yang berbeda pula.
Jenis-jenis ujian
Ä Ujian Kemampuan Kognitif.
Ujian kognitif termasuk ujian
kemampuan pemahaman umum (Intelegensia) dan ujian kemampuan mental khusus
seperti memori dan pemahaman induktif.
Ä
Ujian Intelegensia.
Ujian Intelegensia (IQ) adalah ujian
kemampuan intelektual umum. Ujian ini mengukur kemampuan seperti memori, kosakata,
kefasihan bicara dan kemampuan berhitung. Inteligensia sering diukur dengan
menguji secara perorangan seperti Standford-Binet Test. Pengusaha dapat
menjalankan IO lain seperti Wonderlic untuk kelompok-kelompok orang.
Ä
Kemampuan Kognitif Khusus.
Terdapat beberapa ukuran kemampuan
mental khusus, seperti pemahaman induktif dan deduktif, pemahaman verbal,
memori dan kemampuan berhitung. Psikolog sering menyebut ujian demikian
sebagai ujian kecerdasan karena mereka mempunyai pokok isi untuk mengukur kecerdasan
untuk pekerjaan yang dimaksud. Ujian ini memberikan wawasan pada kemampuan
spasial mekanis pelamar. Anda dapat menggunakan ujian ini untuk menyaring
pelamar untuk pekerjaan seperti desainer, pembuat draft, dan insinyur.
Ä
Ujian Kemampuan Motorik dan Fisik.
Ujian kemampuan motorik seperti
ketangkasan jemaru, ketangkasan manual, dan waktu reaksi. Ujian ketangkasan
bagian kecil adalah sebagau contoh. Ia mengukur kecepatan dan akurasi penilaian
sederhana dan juga kecepatan jemari, tangan dan pergerakan lengan.,Ujian
kemampuan fisik dapat diperoleh. Termasuk kekuatan statis, kekuatan dinamis,
koordinasi tubuh dan stamina. Penajaga Pantai sebagai contoh, harus menunjukan
bahwa mereka dapat berenang sebelum dipekerjakan.
Ä
Mengukur Kepribadian dan Minat.
Kemampuan kognitif dan fisik
seseorang itu saja belum tentu menjelaskan prestasi kerja seseorang. Faktor
lain seperti motivasi, dan ketrampilan antar individu adalah sangat penting.
Banyak perusahaan yang memecat karyawannya karena tidak mampu berprestasi, Karyawan
ini tidak mampu berprestasi dikarenakan tidak dapat memotivasi dirinya sendiri.
Perusahaan Motorola menggunakan ujian ini untuk memilih manajer level atasnya.
Tidak ada keraguan bahwa ujian kepribadian dapat memperediksi seseorang pada
pekerjaan. Ujian kepribadian mengukur aspek dasar dari kepribadian seseorang
pelamar seperti sifat tertutup, kemampuan dan motvasi.
Ä
Ujian Keberhasilan.
Ujian keberhasilan mengukur apa yang
telah dipelajari seseorang. Kebanyakan dari ujian yang dilaksanakan disekolah
adalah ujian keberhasilan. Ujian ini mengukur pengetahuan dalam bidang
pekerjaan seperti ekonomi, pemasaran, atau personalia. Sebagai tambahan untuk
pengetahuan dalam bidang pekerjaan, ujian keberhasilan mengukur kemampuan
pelamar itu.
Ä
Pengujian Berbasis Web.
Perusahaan makin banyak yang
menggunakan Web untuk menguji dan menyaring pelamar. Sebagai contoh perusahaan
keuangan Capital One menggunakan tiga lembar kertas ujian dan pensil untuj
penyaringan prapekerjaan. Ujiaannya berupa ujian ketrampilan kognitf, ujian
matematika dan ujian sejarah biodata pekerjaan. Proses itu memakan waktu dan
tidak efisisen. Sistem online membantu perusahaan dalam menghilangkan kebutuhan
kertas dan pensil. Ujian ini juga menambah efektifitas dan efesiensi dalam
melakukan penyeleksian karyawan.
Latihan
simulasi contoh pekerjaan biasa meliputi :
·
Keranjang
tugas.
Latihan ini menghadapkan para calon dengan sebuah akumulasi dari laporan, memo,
catatan dari telepon masuk, surat, dan materai lain yang dikumpulkan dalam
keranjang tugas sebenarnya atau terkomputerisasi dari pekerjaan simulasi yang
akan dimulai oleh orang itu. Calon tersebut harus mengambil tindakan yang tepat
atas setiap item. Para evaluator yang terlatih kemudian menelaah usaha calon
itu.
·
Diskusi
kelompok tanpa pemimpin.
Para pelatih memberikan sebuah pertanyaan diskusi pada kelompok tanpa pemimpin
dan memberi tahu para anggota untuk mendapatkan keputusan kelompok. Kemudian,
mereka mengevaluasi ketrampilan antarpribadi setiap anggota kelompok,
penerimaan oleh kelompok, kemampuan kepemimpinan, dan pengaruh perorangan.
·
Permainan
manajemen.
Para partisipan menyelesaikan permasalahan realistis saat para anggota dari
perusahaan simulasi berkompetisi di pasar. Misalnya, mungkin mereka harus
memutuskan bagaimana mengiklankan dan memproduksi, dan berapa banyak persediaan
yang disimpan.
·
Presentasi
perorangan.
Para pelatih mengevaluasi ketrampilan komunikasi dan sifat persuasif setiap
partisipan dengan cara menugaskan setiap orang melakukan presentasi lisan.
·
Ujian
objektif.
Biasanya pusat memasukkan ujian kepribadian, kemampuan mental, minat, dan
keberhasilan.
·
Wawancara.
Kebanyakan
meminta wawancara, paling tidak di antara seorang pelatih dan setiap partisipan
untuk menaksir minat, prestasi masa lalu dan motivasi partisipan tersebut.
Pemeriksaan Latar Belakang Dan
Metode Seleksi Lain
·
Pemeriksaan Latar Belakang dan
Pemeriksaan Referensi
Sebagian besar penguasa berusaha untuk memeriksa dan
melakukan verifikasi informasi latar belakang dan referensi pelamar pekerjaan.
Data yang umunya diverifikasikan adalah memenuhi syarat secara hukum untuk
pekerjaan, tanggal-tanggal sebelumnya, tugas militer, pendidikan, identifikasi.
Ada dua alasan utama untuk melakukan pemeriksaan latar belakang prapekeraan dan
atau pemeriksaan referensi yaitu melakukan verifikasi informasi factual yang
sebelumnya diberikan oleh pelamar dan untuk menyingkapkan informasi yang tidak
diinginkan
·
Layanan Informasi Prapekerjaan
Layanan informasi perusahaan menggunakan database untuk
mengumpulkan informasi tentang hal-hal seperti kompensasi pekerjaan, sejarah
kredit, tuduhan hukum dan catatan mengemudi. Sejumlah besar perusahaan seperti
Hirecheck saat ini memberikan pelayanan penyaringan memperkerjakan.
·
Poligraf dan Uji Kejujuran
Beberapa perusahaan menggunakan poligraf untuk mengukur
kejujuran, walaupun hukum saat ini sangat membatasi penggunaannya. Poligraf
adalah alat yang mengukur perubahan fisiologis seperti meningkatnya keringat.
Asumsinya adalah perubahan demkian mencerminkan perubahaan keadaan emosional
saat seseorang berbohong. Pengusaha lain yang diizinkan menggunakan ujian
poligraf adalah industry dengan kontrak di bidang pertahanan atau keamanan
nasional.
·
Grafologi
Penggunaan grafologi mengasumsikan bahwa tuisan tangan
mencerminkan kepribadian seseorang. Jadi, analisis tulisan tangan memiliki
kemiripan dengan ujian kepribadian proyektif walaupun validitas grafologi
sangat diragukan. Grafologi adalah analisis tulisan tangan untuk mempelajari
tulisan tangan dan tanda tangan seorang pelamar untuk mengetahui kebutuhan, keinginan
dan keadaan psikologis orang tersebut.
·
Ujian Fisik
Saat seseorang telah dipekerjakan, sebuah ujian kesehatan
sering merupakan langkah selanjutnya dalam proses seleksi. Ada beberapa alasan
untuk ujian kesehatan prapekerjaan. Salah satunya adalah untuk memverifikasi
bahwa pelamar itu memenuhi pesyaratan fisik pekerjaan itu dan menemukan adanya
batasan kesehatan yang harus dipertimbangkan dalam menempatkan si pelamar.
·
Penyaringan Penyalahgunaan Obat
Banyak perusahaan melakukan penyaringan penyalahgunaan obat.
Praktik yang paling umum adalah dengan menguji calon sebelum mereka dipekerjaan
secara resmi. Juga banyak perusahaan yang menguji karyawan yang telah bekerja
di perusahaan mereka jika ada karyawan yang perilakunya terlihat lebih aneh.
Misalnya keterlambatan kerja yang terus menerus dan sering absen kerja.Banyak
perusahaan yangs secara rutin menjalankan ujia penyalahgunaan obat secara acak
atau periodik, sementara perusahaan lain meminta ujian penyalahgunaan obat saat
karyawan itu dipundahkan atau dipromosikan ke posisi yang baru.
·
Memenuhi Undang-Undang Imigrasi
Para karyawan yang dipekerjakan di Amerika Serikat harus
membuktikan bahwa mereka memenuhi syarat untuk bekerja di Amerika
Serikat. Calon karyawan mempunyai dua cara untuk membuktikan bahwa mereka
memenuhi syarat untu dipekerjakan. Pertama adalah memperlihatkan sebuah dokumen
seperti paspord dan dengan melihat dokumen yang membuktikan identitas orang
itu, bersama dengan sebuah dokumen yang memperlihatkan bahwa orang itu memenuhi
syarat untuk dipekerjakan seperti izin kerja.
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyDeleteFind the best Borgata 동해 출장안마 Hotel Casino & Spa 김포 출장마사지 locations, rates, amenities: expert 용인 출장마사지 Borgata 양산 출장안마 research, only 속초 출장마사지 at Hotel and Travel Index.