Secara
tradisional karir telah diuraikan dengan berbagai cara, dan tentunya berkaitan
dengan posisi pekerjaan yang dimiliki seseorang selama bertahun-tahun. Karir
sebagai urutan posisi yang dipegang pada pekerjaan. Contohnya, seorang guru
dapat memegang posisi sebagai Kepala Sekolah atau Pengawas di tingkat pendidikan
yang diampu. Sedangkan karir juga telah diuraikan dalam konteks gerakan pada
organisasi. Contohnya, seorang anggota dengan berbagai pengembangan kaderisasi
dan kompetensi akhirnya bisa menduduki posisi sebagai Ketua Lembaga atau
Organisasi. Ketika keahlian, ketrampilan, pengalaman, dan kinerjanya meningkat,
maka lambat laun akan melalui posisi penasehat, pembina. Pada akhirnya, karir
diuraikan sebagai karakteristik karyawan. Setiap karir karyawan terdiri dari
berbagai pekerjaan, posisi, dan pengalaman yang berbeda-beda.
Program
pengembangan karir saat ini cenderung memiliki fokus baru. Program yang lama
adalah berfokus pada masa depan karyawan dalam perusahaan, organisasi, atau
institusi pendidikan saja. Namun, saat ini, realitas yang dihadapi adalah hampir
semua orang harus mengalami perubahan tempat bekerja beberapa kali dalam masa
kerja mereka. Oleh karena itu, penekanan saat ini adalah pada memfasilitasi
manajemen, pengembangan, dan analisis diri sendiri. Menyediakan perangkat
perencanaan karir yang diperlukan oleh karyawan/pegawai akan menguntungkan
semua permasalahan. Perangkat ini memberikan perspektif yang dibutuhkan oleh
karyawan untuk memahami pilihan karir yang paling sesuai. Dan selanjutnya orang
tersebut dapat mengembangkan keahlian yang dibutuhkan untuk kemajuan karirnya,
hal ini membuatnya lebih aktif dan berupaya untuk mencapai kesuksesan karirnya.
Pengambangan
karir juga dapat menumbuhkan komitmen karyawan/pegawai. Seringkali,
beberapa perusahaan bahkan institusi pendidikan sebagai upaya untuk menjaga
komitmen dari karyawan/pegawai adalah dengan menekankan bagaimana perusahaan
atau institusi menjadi rekanan dalam pengembangan keahlian dan pengetahuan
karyawan tersebut secara berkelanjutan.
Program
pengembangan karir tidak harus rumit. Hal ini didasarkan bahwa perencanaan dan
pengembangan karir merupakan proses yang tenang dan hati-hati dimana seseorang
menjadi sadar akan atribut yang berhubungan dengan karir pribadi dan rangkaian
tahapan sepanjang hidup yang berkontribusi kepada pemenuhan karirnya. Sehingga,
tentunya pengembangan karir seseorang sangat bergantung dengan keterlibatan
berbagai stakeholder dalam sebuah perusahaan atau institusi.
Baik rekanan karyawan tersebut, manajer, Kepala Sekolah, investor, pengusaha,
semua berperan dalam perencanaan, pengarahan, dan pengembangan karir. Namun,
bagaimanapun juga, tentunya karyawan memiliki tanggungjawab penuh bagi
pengembangan dan kesuksesan karirnya. Untuk karyawan/pegawai secara individual,
proses perencanaan karir berarti menyesuaikan kekuatan dan kelemahannya dengan
kesempatan dan ancaman pekerjaan.
Dari
uraian di atas berarti pembinaan karir tidak dapat dilepaskan dengan kegiatan
perencanaan SDM, rekriutmen, dan seleksi dalam rangka pengaturan staf (staffing).
dari kegiatan-kegiatan manajemen SDM tersebut, harus diperoleh sejumlah tenaga
kerja yang potensial denga kualitas terbaik. Tenaga kerja seperti itulah yang
harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kariernya, agar dengan kemampuannya
yang terus meningkatkan sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis, tidak saja
mampu mempertahankan eksistensi organisasi, tetapi juga mampu mengembangkan dan
memajukan. Maka dari itu, penulis berusaha untuk mengkaji lebih jauh mengenai
pengembangan karir personalia dan bagaimana implikasi dan pelaksanaannya dalam
perusahaan maupun dalam institusi pendidikan.
Karier adalah keseluruhan pekerjaan
baik yang digaji maupun yang tidak digaji, suatu proses belajar dan peran-peran
yang disandang sepanjang hidup. Biasanya, istilah karier berkaitan dengan
pekerjaan yang menghasilkan uang dan merupakan suatu pekerjaan tunggal. Namun
saat ini, dalam dunia kerja, istilah karier dipandang sebagai suatu proses
belajar dan pengembangan diri yang berkesinambungan. Kegiatan yang dapat
disebut sebagai karier dan penunjangnya antara lain : kerja praktek,
keterlibatan dalam masyarakat,kegiatan wirausaha, kegiatan budaya, pelatihan,
pendidikan, minat, olah raga, dan pekerjaan sosial.
Pengertian Perencanaan
Karir (Career Planning)
Perencanaan
Karir (career planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan
dan karir. perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. sedangkan
karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang
memberikan kelangsungan, keteraturan dan nilai bagi kehidupan seseorang.
Jadi perencanaan karir (career planning) adalah suatu
proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah
untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.
Melalui
perencanaan karir (career planning) setiap individu mengevaluasi
kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative,
menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan
praktis.
CAREER
PLANNING(
PERENCANAAN KARIR)
·
CAREER
Adalah seluruh
pekerjaan atau jabatan yang didapatkan selama hidupnya.
·
CAREER PATH /
TUJUAN KARIR
Adalah serangkaian
pola dari pekerjaan-pekerjaan yang membentuk karir seseorang.
·
CAREER GOALS/TUJUAN KARIR
Posisi seseorang dimasa yad dimana
seseorang harus mencapainya sebagai suatu bagian dari karirnya.
·
CAREER PLANNING/PERENCANAAN
KARIR
Proses dimana seseorang memilih tujuan dari karirnya dan
jenjang dalam mencapai tujuan tsb.
·
CAREER DEVELOPMENT/PENGEMBANGAN
KARIR
Peningkatan diri dengan salah satu cara
melakasanakan pencapaian rencana karir seseorang.
KEBUTUHAN KARYAWAN DALAM PERENCANAAN
KARIR
1. CAREER
EQUITY / KEADILAN KARIR
Karyawan ingin keadilan dalam hal system promosi
dengan menerima peluang kemajuan karir.
2. SUPERVISORY
CONCERN / PERHATIAN
SUPERVISOR
Karyawan ingin supervisornya memainkan peran
aktif dalam mengembangkan karir dan memberikan umpan balik kinerja tepat pada
waktunya
3. AWARENESS
OF OPPORTUNITIES /SADAR AKAN PELUANG-PELUANG
Karyawan
ingin pengetahuan tentang peluang-peluang kemajuan karir.
4. EMPLOYEE
INTEREST
Karyawan membutuhkan jumlah perbedaan dari
informasi dan memiliki perbedaan tingkatan dari kemajuan karir yang tergantung
pada berbagai macam faktor.
5. CAREER
SATISFACTION
Karyawan tergantung pd usia dan jabatan mereka
memeiliki perbedaan tingkatan dari keputusan karir.
Elemen
Utama Perencanaan Karir (Career Planning)
Pada
dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :
1. Perencanaan
Karir Individual (Individual Career Planning)
Perencanaan
karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic, dan
prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi
potensi dan kemampuannya.
Perencanaan karir
individual meliputi :
a. Penilaian diri untuk
menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan,
ataupunjangka karirnya (career anchor)
b. Penilaian pasar tenaga
kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di
luar organisasi
c. Penyusunan tujuan karir
berdasarkan evaluasi diri
d. Pencocokan kesempatan
terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karir
e. Perencanaan transisi
karir.
2.
Perencanaan Karir Organisasional (Organizational Career Planning)
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan
kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada
jenjang atau jalur karir (career path).
Tujuan
program perencanaan karir organisasional adalah :
a. Pengembangan
yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.
b. Kesempatan penilaian diri bagi
karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir
tradisional
atau jalur karir yang baru.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang
lebih efisien di dalam dan di antara divisi
dan/atau
lokasi geografis
d. Kepuasan
kebutuhan pengembangan pribadi karyawan
e. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on
the job training yang diberikan oleh
perpindahan
karir vertical dan horizontal
f. Meningkatkan loyalitas dan motivasi
karyawan yang dapat menyebabkan berkurangnya
perputaran
karyawan
g. Suatu
metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
Tahapan Perjalanan Karir
Secara
umum, tahapan perjalanan karir seseorang dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima)
tahapan yang didasarkan pada usia, yaitu :
1. Pertumbuhan
(<15 tahun)
2. Penjajakan
(15-24 tahun)
3. Pemantapan
(25-44 tahun)
4. Pemeliharaan
(45-65 tahun)
5. Pemunduran
(>66 tahun)
SIKLUS KARIR
Tahapan-tahapan
pengembangan karir seseorang, terdiri dari :
1.
TAHAP PERTUMBUHAN
Periode dari lahir sampai
usia 14 tahun. Orang mengembangkan konsep diri dengan mengidentifikasikan diri
dan berinteraksi dengan orang lain (keluarga, teman, guru,dll)
2. TAHAP PENJELAJAHAN
Usia 15
sampai dengan 24 tahun.
Secara
serius menjelajahi berbagai alternative kedudukan , berusaha mencocokkan
alternative tersebut dengan minat dan kemampuan.
3. TAHAP PENETAPAN TUJUAN
Usia 24 sampai dengan 44 tahun
Jantung dari kehidupan kerja, terdiri dari :
·
Sub Tahap Percobaan
Usia 25 sampai dengan 30 tahun
Menentukan apakah bidang pilihannya cocok, jika tidak maka akan mengubahnya.
·
Sub Tahap Pemantapan
Usia 30 sampai dengan 40 tahun
Kedudukan diperusahaan ditetapkan dan perencanaan karir lebih eksplisit
dijalankan.
·
Sub Tahap Krisis Pertengahan Karir
Membuat penilaian baru yang besar atas kemajuan mereka sehubungan dengan ambisi
dan tujuan awal karir.
4. TAHAP PEMELIHARAAN
Usia 45 sampai dengan 60 tahun.
Menciptakan suatutempat didunia kerja dan
kebanyakan usaha sekarang diarahkan pada memelihara tempat tersebut.
5. TAHAP KEMEROSOTAN
Orang menghadapi prospek
harus menerima berkurangnya level kekuasaan dan bertanggungjawab.
Langkah- Langkah
Perencanaan Karir
Proses
atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menyusun rencana karir terdiri
atas hal-hal berikut ini :
1.
Menilai Diri Sendiri
Hal
utama dalam memulai perencanaan karir adalah bertanya atau memahami diri
sendiri. Mengenali peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala,
pilihan-pilihan, konsekuensi-konsekuensi, keterampilan, bakat dan nilai
berhubungan pada kesempatan karir.
2. Menetapkan Tujuan Karir
Setelah
orang dapat menilai kekuatan, kelemahan, dan setelah mendapat pengetahuan
tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan karir dapat diidentifikasi dan
kemudian dibentuk.
3. Menyiapkan Rencana-Rencana
Rencana
tersebut mungkin dibuat dari berbagai macam desain kegiatan untuk mencapai
tujuan karir.
4. Melaksanakan Rencana- Rencana
Untuk
mengimplementasika satu rencana kebanyakan diperlukan iklim organisasi yang
mendukung. Artinya bahwa manajemen tingkat atas harus mengajak semua tingkatan
dari manajemen untuk membantu bawahan mereka dalam meningkatkan karir mereka.
Manfaat Perencanaan Karir
Dengan adanya perencanaan
karir, maka perusahaan dapat :
1. Menurunkan tingkat perputaran karyawan (turnover),
dimana perhatian terhadap karir individual dalam perencanaan karir yang telah
ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan di mana mnereka
bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan tingkat perputaran karyawan.
2. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan
dapat mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan
demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
3. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya
manusia di masa yang akan datang.
4. Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih
baik mengenai jalur potensial karir di dalam suatu organisasi.
5. Mengembangkan pegawai yang dapat dipromosikan, perencanaan
karir membantu membangun penawaran internal atas talenta yang dapat
dipromosikan untuk mempertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa
pension, berhenti bekerja dan pengembangan.
6. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi
global menggunakan perencanaan karir untuk membantu mengidentifikasikan dan
mempersiapkan penempatan di luar negeri.
7. Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika
mereka diberikan bantuan perencanaan karir, pekerja dengan latar belakang berbeda
dapat belajar tentang harapan-harapan organisasi untuk pertumbuhan sendiri dan
pengembangan.
8. Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karir
memberikan keberanian kepada karyawan untuk melangkah maju kemampuan potensial mereka
karena mereka mempunyai tujuan karir yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan
pekerja untuk lowongan di masa depan.
9. Mengurangi kelebihan, perencanaan karir menyebabkan karyawan,
manajer dan departemen sumber daya manusia menjadi berhati-hati atas
kualifikasi karyawan, mencegah manajer yang mau menang sendiri dari pembatasan
sub-ordinate kunci.
10. Membantu pelaksanaan rencana-rencana
kegiatan yang telah disetujui, perencanaan karir dapat membantu anggota
kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting, persiapan ini akan membantu
pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
Metode Perencanaan Karir
Perencanaan karir dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Pendidikan
karirq
2. Penyediaan
informasi
3. Bimbingan
karir
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perencanaan Karir
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perencaan karir, di mana seseorang akan mengakui dan
mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut saat mereka merencanakan karir,
yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Kehidupan Karir
Seseorang akan berubah
secara terus menerus dan kemudian memandang perbedaan karir mereka pada
berbagai tingkatan dalam hidupnya.
2. Dasar Karir
Setiap orang dapat
memiliki aspirasi, latar belakang dan pengalaman yang berbeda satu dengan yang
lain.
Ada lima perbedaan
motif dasar karir yang menjelaskan jalan bagi orang-orang untuk memilih dan
mempersiapkan karirnya, di mana mereka menyebutnya sebagai jangkar karir (career
anchors) yaitu antara lain:
a.
Kemampuan manajerial
Tujuan karir bagi manajer
adalah untuk meningkatkan kualitas dari diri sendiri, analitis dan kemampuan
emosional.
b.
Kemampuan fungsional-teknis
Digunakan para teknisi
yang akan melanjutkan pengembangan dari bakat teknisnya. Orang-orang tersebut
tidak mencari kedudukan dalam manajerial.
c.
Keamanan
Digunakan untuk kesadaran
keamanan individu untuk memantapkan kesadaran karir mereka.
d.
Kreativitas
Seseorang yang kreatif
memiliki sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin menciptakan atau
membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.
e.
Otonomi dan kebebasan
Dasar karir ini digunakan
untuk orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas dari aturan-aturan
organisasi. Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari mereka sendiri
dan bekerja pada langkah mereka sendiri.
Tipe Jalur Karir
Untuk mencapai tujuan
karir selain harus melakukan perencanaan dan pengembangan karir juga perlu
dibentuk jalur karir, di mana jalur karir biasanya memfokuskan pada mobilitas
kedepan dalam jabatan khusus.
Ada tiga tipe metode
di dalam jalur karir, yaitu sebagi berikut :
1. Jalur
Karir Tradisional
Di mana kemajuan karyawan
dalam organisasi adalah lurus kedepan dari satu pekerjaan khusus ke pekerjaan
selanjutnya. Asumsi dari tiap pekerjaan yang terdahulu adalah inti persiapan
untuk menuju tingkatan kerja yang lebih tinggi.
2. Jalur
Karir Jaringan
Di mana pada jalur karir
ini merupakan suatu jaringan kerja yang vertical dan rentetan dari
kesempatan-kesempatan horizontal. Jalur karir jaringan mengakui pertukaran dari
pengalaman pada satu tingkat sebelum dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Jalur
Karir Dual
Jalur karir ini mengakui
bahwa spesialis teknik dapat dan akan memberikan kontribusi dan keahlian mereka
pada perusahaan tanpa berharap menjadi manajer.
Pengembangan Karir (Career
Development)
Pengembangan
karir (career development) meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.
Beberapa prinsip pengembangan karir adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pengembangan karir.
2. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan
ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik
3. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum
memperolehskill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan
4. Waktu yang digunakan
untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian
penempatan pekerjaan individu yang rasional.
Implementasi
perencanaan karir merupakan pengembangan karir. Untuk itu pengembangan karir
dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang ditujukan
untuk melaksanakan rencana karirnya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian
dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik
awal pengembangan karir dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap
orang bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan karirnya. Setelah
komitmen dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan menguntungkan karyawan dan
organisasi, departemen SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
Manfaat Pengembangan
Karir
Pada dasarnya
pengembangan karir dapat bermanfaat bagi organisasi maupun karyawan.
a. Bagi
organisasi, pengembangan karir dapat :
1. Menjamin
ketersediaan bakat yang diperlukan
2. Meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan-karyawan
yang berkualitas
3. Menjamin
agar kelompok-kelompok minoritas dan wanita mempunyai kesempatan yang sama
untuk meningkatkan karir.
4. mengurangi
frustasi karyawan
5. Mendorong
adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi
6. Meningkatkan
nama baik organisasi.
b. Bagi
karyawan, pengembangan karir identik dengan keberhasilan, karena pengembangan
karir bermanfaat untuk dapat :
1. Menggunakan
potensi seseorang dengan sepenuhnya.
2. Menambah
tantangan dalam bekerja
3. Meningkatkan
otonomi
4. Meningkatkan
tanggung jawab.
PERAN HRD DALAM CAREER
PLANNING
INDIVIDUAL
1. Menerima
tanggung jawab untuk karir sendiri
2. Perkirakan
minat, ketrampilan dan nilai sendiri
3. Cari
informasi dan rencana karir
4. Bangunlah
tujuan dan rencana karir
5. Manfaatkan
peluang pengembangan
6. Berbicaralah
dengan manajer tentang karir kita
7. Ikutilah
seluruh rencana karir yang realistic
MANAJER
1. Berikan
umpan balik kinerja yang ontime
2. Berikan
dukungan dan penilaian pengembangan
3. Berpatisipasilah
dalam diskusi pengembangan karir
4. Dukunglah
rencana pengembangan karyawan
ORGANISASI
1. Komunikasikan
misi, kebijakan dan prosedur
2. Berikan
peluang pelatihan dan pengembangan
3. Berikan
informasi karir dan program karir
4. Tawarkan
satu keanekaragaman pilihan karir
KONSEP
KARIER
Konsep
bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat
pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada
waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial,
seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk
membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam
rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu
(scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi
eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik
yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi
tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang
tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).
Isitilah
vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun
1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu
anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan.
Pada
awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha
membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk
didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki
suatu pekerjaan.
Namun
sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model
okupasional (occupational) ke model karier (career). Kedua model ini memliki
perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih
jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat
dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak
hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba
pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih
jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan
semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan
karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang
muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier
didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan
dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah
bimbingan karier mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan
menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan
bimbingan karier menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh
pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang
layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
Perubahan
istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke bimbingan karier
mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan
layanan bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas konselor tidak hanya
sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi
dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya
dalam rangka perencanaan karier dan penetapan karier pada kehidupan masa
mendatang. Dalam perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang
teknologi informasi dewasa ini, bimbingan karier merupakan salah satu bidang
bimbingan yang telah berhasil mempelopori pemanfaatan teknologi informasi,
dalam bentuk cyber counseling.
Sementara
itu, dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karier sudah
mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di
Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan
siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan
diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup terasa mendominasi dalam
layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan
perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling dalam
Kurikulum 1994, bimbingan karier ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.
Sampai
dengan sekarang ini bimbingan karier tetap masih merupakan salah satu bidang
bimbingan. Dalam konsteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan
diintegrasikannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) dalam
kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan karier sungguh menjadi amat penting,
khususnya dalam upaya membantu siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional
(vocational skill), yang merupakan salah jenis kecakapan dalam Pendidikan
Kecakapan Hidup (Life Skill Education).
Terkait
dengan penjabaran kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling di
SMTA, bidang bimbingan karier diarahkan untuk :
- Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
- Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA.
- Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
- Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)
Alasan
mengadakan perencanaan karir
- Perencanaan karir merupakan fungsi kepegawaian yang relatif baru dan program-program masih jarang, kecuali dalam organisasi-organisasi yang besar atau maju. Akan tetapi keterlibatan organisasi dalam perencanaan karir makin bertambah. Banyak calon pegawai, khususnya calon-calon yang berpendidikan tinggi, menginginkan suatu karir, bukan “hanya suatu jabatan” saja.
- Karakteristik dan kriteria pengelolaan karier dirancang berdasarkan pengembangan struktur organisasi sebab jalur karier ditentukan berdasarkan rentang struktur organisasi yang tersedia dalam organisasi.
- Persyaratan untuk duduk pada posisi tertentu sangat ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut. Kompetensi seseorang sangat menentukan kesuksesannya dalam mencapai karier sampai ke posisi puncak dalam organisasi.
Mengapa
perencanaan karir penting
- Kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat anda merasa senang.
- Kesempatan untuk mencapai sesuatu yang berharga.
- Kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru, dan
- Kesempatan untuk mengembangkan kecakapan dan kemampuan anda.
Unsur-unsur
Program Perencanaan Karir
- Penilaian individu tentang kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan;
- Penilaian organisasi tentang kemampuan dan kesanggupan pegawai;
- Komunikasi informasi mengenai kebebasan memilih dan kesempatan karir pada organisasi; dan
- Penyuluhan karir untuk menentukan tujuan-tujuan realistik dan rencana untuk pencapaiannya.
Dalam
kursus penyuluhan karir, pegawai berusaha menjawab jenis-jenis pertanyaan :
- Kecakapan-kecakapan apakah yang sudah saya miliki, dan apakah kemungkinan-kemungkinannya untuk mengembangkan atau untuk mempelajari hal-hal yang baru?
- Apakah sesungguhnya yang saya butuhkan untuk saya sendiri sepanjang mengenai pekerjaan?
- Kemampuan dan kecakapan saya sekarang yang mana yang dapat saya berikan
- Apakah yang sesungguhnya diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan/jabatan-jabatan tertentu?
- Latihan apakah yang diperlukan apabila saya memilih mengejar tujuan karir tertentu?
PENGEMBANGAN KARIR
- Suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Bagaimanapun juga pengembangan karir masing-masing anggota dalam suatu organisasi tentunya tidak sama (bersifat unik).
PENGEMBANGAN KARIR INDIVIDUAL
- Secara individual, setiap anggota organisasi atau karyawan perusahaan harus siap mengembangkan diri dalam rangka meniti jenjang karirnya lebih lanjut. Ada enam kegiatan pengembangan karir yang dapat dilakukan masing-masing individu sebagai berikut:
- JALUR KARIR adalah pola pekerjaan berurutan yang membentuk karir seseorang.
- •Jalur karier adalah garis kemajuan yang fleksibel yang secara khusus digunakan oleh karyawan untuk melakukan perpindahan jabatan selama bekerja dengan suatu perusahaan.
- Jalur karier memiliki suatu fokus secara historis pada mobilitas ke atas di dalam suatu pekerjaan tertentu.
- Terdapat empat jalur karier yang biasa digunakan oleh organisasi, yaitu jalur karier tradisional, jalur karier jaringan, jalur karier lateral, dan jalur karier rangkap.
- Jalur karier jaringan adalah jalur karier yang meliputi urutan urutan (sekuensi) jabatan secara vertikal dan horizontal. Jalur karier ini mengakui adanya saling pertukaran pengalaman pada level tertentu dan kebutuhan pengalaman yang luas pada suatu level sebelum promosi ke level yang lebih tinggi.
- Titik sentral yang memungkinkan seseorang meniti suatu jalur karir pada dasarnya terletak pada dua hal utama, yaitu:
- KEMAMPUAN INTELEKTUAL.
- KEPRIBADIAN DALAM KEPEMIMPINAN.
- Oleh karena itu, kedua hal tersebut perlu senantiasa dibina oleh setiap karyawan perusahaan atau anggota organisasi terutama bagi karyawan yang potensial agar dapat meningkatkan jenjang karirnya.
Tingkatan
karir
- Apa yang dikehendaki atau diinginkan oleh orang-orang dari karirnya juga berbeda menurut tingkatan karir seseorang. Apa yang penting dalam tingkatan permulaan mungkin tidak penting dalam tingkatan akhir. Empat tingkatan karir yang berbeda telah ditentukan identitasnya : Karir Percobaan, Karir Pembentukan/Kemajuan, Karir Tengah dan Karir Akhir.
Characteristic
of Managerial Careers in the 21st Century’
- Spesialisasi pengetahuan dasar teknis (a knowledge-based technical speciality
- Pengalaman bidang khusus dan Internasional (cross-functional and International experience)
- Kompetensi di bidang kepemimpinan kolaboratif (competence in colaborative leadership
- Keterampilan mengelola diri sendiri (self-management skills)
- Ciri fleksibilitas pribadi, integritas dan kejujuran
FAKTOR-FAKTOR YG
MEMPENGARUHI PILIHAN KARIR
·
Mengidentifikasikan langkah karir seseorang
·
Mengidentifikasikan Orientasi Jabatan
§ Ada 6 tipe (
Orientasi Kepribadian Dasar )
a. Orientasi
Realistik
→ kegiatan
fisik (keterampilan, kekuatan dan koordinasi) seperti perkebunan, kehutanan dan
pertanian.
b. Orientasi
Penyelidikan
→ kegiatan kognitif (berpikir, berorganisasi
dan memahami) seperti ahli biologi, ahli kimia dan profesi PT.
c. Orientasi
Sosial
→ kegiataninterpersonal
(psikologi klinik, jasa asing dan kerja social).
d. Orientasi
Konvesional
→ kegiatan berstruktur,
teratur (akuntan dan bankir)
e. Orientasi
Kewiraswastaan
→
kegiatan verbal yang bertujuan mempengaruhi orang lain (ahli hukum, manajer dan
Humas )
f. Orientasi
Artisik
→ kegiatan individualistic (artis dan musisi)
suatu kegiatan ekspresi diri dan ekspresi emosi.
3. Mengidentifikasikan
Ketrampilan
4. Mengidentifikasikan
Jangkar Kerja (nilai yang tidak membuat berhenti jika pilihan sudah dijatuhkan)
Ada 5 jangkar karir,
yaitu:
a. fungsional
/ tekhnik
b. Kompetensi
manajerial
c. Kreatifitas
d. Otonomi
dan kemandirian → wiraswasta, dosen
e. Keamanan
→ Pegawai Negrie
0 Response to "Perencanaan dan Pengembangan Karir"
Post a Comment