Pada umumnya orang berkecimpung
dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja
para pegawai merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai
yang bersangkutan. Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rassional dan
diterapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu
kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan kepentingan organisasi.
Bagi para pegawai, penilaian
tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan,
keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk
menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karirnya.
Bagi organisasi, hasil penilaian
prestasi kerja para pegawai sangat penting arti dan peranannyadalam pengambilan
keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program
pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan,
promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses
manajemen sumber daya manusia secara efektif.
Penilaian pelaksanaan pekerjaan
perlu dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan
secara rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara
sistematik. Hanya dengan demikianlah dua kepentingan utama yang telah
disinggung di muka dapat terpenuhi. Hal ini perlu ditekankan karena tidak
sedikit manajer yang beranggapan bahwa pelaksanaan penilaian prestasi kerja
secara formal oleh bagian bagian kepegawaian sebenarnya tidak diperlukan dan
bahkan dipandang sebagai “gangguan” terhadap pelaksanaan tugas masing-masing,
para manajer itulah yang sehari-hari membimbing dan mengawasi para bawahannya
dalam pelaksanaan tugas masing-masing, para manajer pulalah yang paling
kompeten melakukan penilaian. Dalam makalah ini penulis akan membahas apa itu
kinerja, faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja, konsep penilaian kinerja,
metode penilaian prestasi kerja, serta hubungan penilaian kinerja dengan
kinerja.
Pengertian Kinerja
Kinerja
berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berikut adalah pengertian
kinerja menurut beberapa ahli.
Sulistiyani (2003,223), kinerja
seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat
dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam
Sulistiyani (2003,223-224) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan dimana para karyawan
mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan Suprihanto (dalam
Srimulyo,1999 : 33) mengatakan bahwa kinerja
atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja
seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan,
misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh
karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006)
mendefinisikan kinerja sebagai
hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas
individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu,
yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari
perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan
hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan
(Masrukhin dan Waridin, 2004).
Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok
orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur
berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja
atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam Moh As’ad, 2003) sebagai
kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi
Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role
achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (Moh
As’ad, 2003).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja
Kinerja
seorang karyawan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, berikut faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja:
a. Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya
bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi
apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari
hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan
tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau
remeh maka kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari
suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki
seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu
kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah
tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam
organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan
peraturan yang berlaku (Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin karyawan
adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan
daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang
berkaitan dengan tujuan organisasi.
Konsep Penilaian Kinerja
Menurut
Justine Sirait (128): Penilaian prestasi kerja adalah proses evaluasi prestasi
atau unjuk kerja pegawi yang dilakukan oleh organisasi. Penilaian prestasi
kerja didefinisikan sebagai suatu prosedur yang mencakup: menetapkan standart
kerja, menilai prestasi kerja pegawai secara nyata dibandingkan dengan standart
kerja yang telah ditetapkan dan memberikan umpan balik kepada pegawai dengan
tujuan untuk memotivasi pegawai agar meninggalkan prstasi yang buruk dan
mempertahankannya dan meningkatkan prestasi yang sudah baik.
Menurut
Mulyadi (359): Penilaian kerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya,
berdasarkansasaran strategik, standart dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Oleh karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh modal
manusia, maka enilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan didalam organisasi.
Tujuan
utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran
strategik organisasi dan dalam mematuhi standart perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang dikehendaki oleh
organisasi. Penilaian kinerja digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya serta untuk memacu dan menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan,
baik yang bersifat instristik maupun ekstrinstik.
Manfaat penilaian kinerja
Penilaian
kinerja dimanfaatkan oleh organisasi untuk:
a. Mengelola
operasi organisasisecara efektif dan efisien melalui pemotivasian personal
secara maksimal
b. Membantu
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel, seperti:
promosi, transfer, danpemberhentian
c. Mengindentifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel, dan untuk menyediakan kriteria
seleksi dan evaluasi program pelatihan personel
d. Menyediakan
suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan
Pengelolaan
organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara
maksimal. Motivasi itu sendiri adalah prakarsa dilaksanakannya suatu tindakan
secara sadar dan bertujuan. Dari aspek perilaku, motivasi berkaitan dengan
sesuatu yang mendorong orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Metode Peenilaian Prestasi Kerja
A.
Berorientasi
Masa Lalu
1. Rating
Scale
Barangkali
bentuk penilaian prestasi kerja yang tertua dan paling banyak digunakan adalah
rating scale. Definisi rating scale sendiri merupakan salah satu alat untuk
memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat/cirri-ciri
tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat. Pada
metode ini, evaluasi subjektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja
karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi didasarkan
pada pendapat penilaian,yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan
factor-faktor yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut. Dalam
banyak kasus, criteria ini mungkin juga tidak berhubungan langsung dengan
pelaksanaan kerja.
2. Checklist
Metode
checklist dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai. Peninggal tinggal memilih
kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan
karakteristik-karakteristik karyawan.Checklist merupakan salah satu alat
observasi yang ditunjukkan untuk memperoleh data berbentuk dafar berisi
faktor-faktor berikut subjek yang ingin diamati oleh penilai, dimana penilai
dalam pelaksanaan observasi tinggal member tanda centang pada list
faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, dilembar observasi.
3. Metode
Peristiwa Kritis
Merupakan
metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan penilai yng
menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau angat jelek dalam kaitannya
dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan ini disebut peristiwa-peristiwa
kritis.Metode peristiwa kritis sangat berguna dalam memberikan umpan balik
kepada karyawan, dan mengurangi kesalahan kesan terakhir. Kelemahan metode ini
adalah bahwa para atasan sering tidak berniat mencatat peristiwa-peristiwa
kritis atau cenderung mengada-ada, dan bersifat subyektif.
4. Metode
Peninjauan Lapangan
Pada
metode ini, wakil ahli departemen personalia turun ke lapangan dan membantu
para penyelia dalam menilai mereka.spesials personalia mendapat informasi
khusus dari atasan langsung tentang prestasi kerja karyawan. Kemudian ahli
tersebut mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi tersebut. Evaluasi dikirim
kepada penyelia untuk review, perubahan, persetujuandan pembahasan dengan
karyawan yang di nilai. Spesialis personalia bisa mencatat penilaian pada tipe
formulir penilaian apapun yang digunakan perusahaan.
5. Tes
dan Observasi Prestasi Kerja
Bila
jumlah pekerjaan terbatas, peilaian prestasi kerja bisa didasarkan pada tes
pengetahuan dan ketrampilan. Agar berguna tes harus reliable dan valid.
6. Metode
Evaluasi Kelompok
Ada
beberapa teknik untuk mengevaluasi kelompok-kelompok karyawan, Penilaian-penilaian
seperti ini biasanya dilakukan oleh penyelia atau atasan langsung.
Metode-metode penilaian kelompok berguna untuk mengambil keputusan kenaikan
upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat
menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek.
B. Berorientasi Masa Depan
Penilaian Diri
(Self Appraisals)
Teknik
penilaian ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan
pengembangan diri. Bila karyawan menilai dirinya, perilaku defensip cenderung
tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan.Point
yang perlu diperhatikan :
1. Karyawan
menilai sendiri kinerja yang telah dicapai dan yang akan dicapai.
2. Memerlukan
kematangan diri karyawan untuk dapat menilai diri sendiri secara objektif.
3. Dimensi
penting adalah keterlibatan dan komitmen karyawan untuk melakukan proses
perbaikan diri.
Penilaian Psikologis (Psychological Appraisals)
Penilaian
ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi
dengan atasan langsung, review evaluasi-evaluasi lainnya. Penilaian psikologi
biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi
karyawan diwaktu yang akan datang. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,
motivasi karyawan dan karakteristik-karakteristik hubungan pekerjaan lainnya
sebagai hasil penilaian diharapkan bisa membantu untuk memperkirakan prestasi
kerja di waktu yang akan datang. Evaluasi tersebut terutama digunakan untuk
keputusan-keputusan penempatan dan pengembangan. Kurasi penilaian sepenuhnya
tergantung pada ketrampilan para psikolog.Point yang perlu diperhatikan :
1. Dilakukan
oleh psikolog, yang dinilai adalah potensi individu, bukan prestasi yang lalu
atau yang telah di capai
2. Terdiri
dari : interview yang mendalam, psikotes dan diskusi dengan atasan
3. Psikolog
membuat evaluasi tentang intelektual, emosi, motivasi, dan karakteristik lain
yang dapat memprediksi prestasi yang akan datang.
Pendekatan Management By Objectivies (MBO)
Inti
pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia secara bersama
menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang
akan datang. Kemudian dengan menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian
prestasi kerja dilakukan secara bersama pula.Point yang perlu diperhatikan :
1. Hal
terpenting adalah adanya kerjasama antara karyawan dengan atasan (penilai)
dalam menetapkan tujuan prestasi pada masa yang akan datang.
2. Evaluasi
prestasi kerja dilakukan dengan melihat pencapaian karyawan atas sasaran
prestasi yang telah ditetapkan secara bersama tersebut
3. Adanya
keterlibatan karyawan dalam penentuan prestasi akan memotivasi karyawan dalam
pencapaian prestasi
Teknik Pusat
Penilaian (Assessment Center)
Untuk
membantu identifikasi “talenta”manajemen diwaktu yang akan datang, banyak
perusahaan besar mempunyai pusat-pusat penilaian. Assessment Center adalah
suatu bentuk penilaian karyawan yang distandarisasikan dimana tergantung pada
berbagai tipe penilaian dari penilai. Penilaian bisa meliputi wawancara
mendalam, tes-tes psikologi, diskusi kelompok, simulasi, dan sebagainya untuk
mengevaluasi potensi karyawan diwaktu yang akan datang.
Point
yang perlu diperhatikan :
Penilaian
terhadap karyawan yang terstandarkan dengan berbagai tipe evaluasi dan beberapa
penilaian. Digunakan untuk menilai karyawan pada level Middle Management.
Terdiri dari wawancara, psikotes, evaluasi latar belakang, penilaian oleh rekan
kerja, latihan simulasi, diskusi kelompok, permainan manajemen.
Manajemen Kinerja
Manajemen
kinerja(performance management) adalah proses berorientasi tujuan yang
diarahkan untuk memastikan bahwa proses-proses keorganisasian ada pada
tempatnya untuk memaksimalkan produktivitas para karyawan,tim, dan akhirnya,
organisasi. Meskipun setiap fungsi SDM berkontribusi terhadap manajemen
kinerja, pelatihan dan penilaian kinerja memainkan peran signifikan dalam
proses tersebut. Jika penilaian kinerja adalah kejadian sekali waktu setiap
tahun, manajemen kinerja adalah proses yang dinamis, konstan dan berkelanjutan.
Setiap orang dalam organisasi adalah bagian dari sistem manajemen kinerja.
Setiap
bagian dari sistem tersebut, seperti pelatihan, penilaian, dan imbalan,
bersifat terintegrasi dan terkait dengan tujuan untuk mencapai efektivitas organisasi yang berkelanjutan.
Dengan manajemen kinerja, usaha dari setiap karyawan harus diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Jika keterampilan-keterampilan karyawan
perlu ditingkatkan, pelatihan diperlukan. Dengan sistem manajemen kinerja,
pelatihan memiliki keterkaitan langsung dalam mencapai efektivitas organisasi.
Di samping itu, bayaran dan kinerja terkait secara langsung untuk pencapaian
tujuan-tujuan organisasi. Para karyawan yang terbaik dalam menyelesaikan bagian
mereka dari tujuan-tujuan organisasi akan diberi imbalan.
Penilaian Kinerja
Penilaian
kinerja adalah sistem formal untuk menilai dan mengavaluasi kinerja tugas
individu atau tim. Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk suksesnya
manajemen kinerja. Meskipun penilaian kinerja hanyalah salah satu unsur
manajemen kinerja, sistem tersebut penting karena mencerminkan secara langsung
rencana stratejik organisasi. Meskipun evaluasi atas kinerja tim penting
seiring keberadaan tim-tim dalam suatu organisasi, focus penilaian kinerja pada
sebagian besar perusahaan tetap pada karyawan individual. Lepas dari penekanan
tersebut, sistem penilaian yang efektif akan mengevaluasi prestasi dan
menginisiasi rencana-rencana untuk pengembangan, tujuan, dan sasaran.
Penilaian
kinerja seringkali menjadi aktivitas yang tidak disukai dan negative serta
dianggap tidak memerlukan keahlian. Jika demekian, mengapa tidak
menghapuskannya saja? Dalam kenyataannya, beberapa manajer mungkin akan
melakukan hal tersebut jika merasa tidak merasa butuh untuk memberikan umpan
balik, mendorong perbaikan kinerja, membuat keputusan yang valid, memberikan
alasan pemberhentian, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan,serta mempertahankan keputusan kekaryawanan. Penilaian kinerja
memiliki banyak kegunaan sementara perbaikan hasil dan efesiensi semakin penting
dalam persaingan pasar yang semakin mengglobal dewasa ini. Dengan demikian,
mengabaikan satu-satunya program dengan kinerja pada namanya dan para karyawab
sebagai fokusnya akan tampak sebagai reaksi berlebihan yang buruk. Pada puncak
pertimbangan-pertimbangan tersebut, para manajer harus memberi perhatian pada
konsekuensi-konsekuensi hukum. Mengembangkan sistem penilaian kinerja yang
efektif telah dan akan terus menjadi prioritas tinggi bagi manajemen. Penilaian
kinerja bukanlah tujuan itu sendiri, namun lebih sebagai alat untuk
mempengaruhi kinerja.
Penggunaan Penilaian Kinerja
Bagi
banyak organisasi, tujuan utama sistem penilaian adalah untuk memperbaiki
kinerja individu dan organisasi. Namun mungin ada tujuan lainnya. Masalah
potensial penilaian kinerja, dan mungkin penyebab banyaknya ketidakpuasan,
adalah terlalu banyak berharap pada satu rencana penilaian. Sebagai contoh,
sebuah rencana yang efektif untuk mengembangkan para karyawan mungkin bukan
yang terbaik untuk menentukan kenaikan bayaran. Bagaimana juga sistem yang
dirancang secara tepat dapat membantu mencapai tujuan-tujuan organisasi dan
meningkatkan kinerja karyawan. Dalam kenyataannya, data penilaian kinerja bisa
memiliki nilai potensial untuk hamper semua bidang fungsional sumber daya
manusia.
Faktor-faktor Penilaian Kinerja
Banyak
faktor eksternal dan internal dapat mempengaruhi proses penilaian. Sebagai
contoh, legilasi mewajibkan sistem-sistem penilaian bersifat nondiskriminatif.
Dalam kasus Mistretta Sandia Corporation ( anak perusahaan Westren Electric
Company,inc), hakim pengadilan distrik
federal memutuskan tidak berpihak pada perusahaan, dengan menyatakan, “ada
bukti tambahan yang cukup untuk menunjukkan bahwa bias usia dan
kebijakan-kebijakan berdasarkan usia yang tampak sepanjang proses penilaian
kinerja mengakibatkan kerugian pada kelompok usia yang dilindungi, “kasus
Albermarle Paper v Moody mendukung persyaratan validasi untuk penilaian
kinerja, sebagaimana juga untuk tes seleksi. Organisasi-organisasi harus
menghindari penggunaan metode penilaian yang mengakibatkan pengaruh negatif
secara disproporsional pada kelompok-kelompok yang dilindungi.
Serikat
pekerja adalah faktor eksternal lainnya yang bisa mempengaruhi proses penilaian
perusahaan. Serikat-serikat pekerja telah sejak dulu menekankan senioritas
sebagai dasar promosi dan kenaikan bayaran. Serikat-serikat tersebut bisa
menentang keras penggunaan sistem penilaian kinerja rancangan pihak manajemen
untuk tujuan-tujuan tersebut. Faktor-faktor dalam lingkungan internal juga bisa
mempengaruhi proses penilaian kinerja. Sebagai contoh, budaya korporat sebuah
perusahaan bisa membantu atau menghambat proses tersebut. Organisasi-organisasi
dinamis dewasa ini, yang semakin banyak menggunakan tim untuk melaksanakan
pekerjaan, mengakui hasil tim secara keseluruhan sebagaimana
kontribusi-kontribusi individual. Budaya yang tidak saling percaya tidak akan
memberikan lingkungan yang dibutuhkan untuk mendorong kinerja tinggi oleh
individu ataupun tim. Dalam atmosfir seperti ini, kredibilitas sistem penilaian
akan memburuk terlepas dari manfaatnya.
Proses Penilaian Kinerja
Sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 8-1, titik awal proses penilaian kinerja adalah
pengidentifikasian sasaran-sasaran kinerja. Sebuah sistem penilaian mungkin
tidak dapat secara efektif
memenuhi setiap tujuan yang diinginkan, sehingga manajemen harus memilih
tujuan-tujuan yang spesifik yang diyakini paling penting dan secara realistis
bisa dicapai. Sebagai contoh, beberapa perusahaan mungkin ingin menekankan
pengembangan karyawan, sementara
organisasi-organisasi lainnya mungkin ingin fokus pada keputusan-keputusan
administratif, seperti penyesuaian bayaran. Terlalu banyak sistem penilaian
kinerja yang gagal karena manajemen berharap terlalu banyak pada satu metode
dan tidak menetapkan secara spesifik apa yang ingin dicapai dari sistem
tersebut.
Langkah
berikutnya dari siklus yang teru-menerus ini berlanjut dengan menetapkan
kriteria-kriteria kinerja dan mengkomunikasikan ekspektasi-ekspektasi kinerja
tersebut kepada mereka yang berkepentingan. Kemudian pekerjaan dijalankan dan
atasan menilai kinerja. Pada akhir periode penilaian, penilai dan karyawan
bersama-sama menilai kinerja dalam pekerjaan dan mengevaluasinya berdasarkan
standar-standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian ini membantu
menentukan seberapa baik para karyawan telah memenuhi standar-standar tersebut,
menentukan penyebab-penyebab kegagalan dan mengembangankan rencana untuk
memperbaiki masalah-masalah.pada pertemuan tersebut tujuan-tujuan ditetapkan
untuk periode evaluasi berikutnya dan siklus tersebut berulang kembali.
Kesimpulan
Penilaian
prestasi kerja merupakan sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang
dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodic. Dapat diartikan juga
penilaian prestasi adalah suatu analisa yang adil dan jujur tentang nlai
karyawan bagi organisasi. Suatu ancangan yang obyektif, sistematis dan
menyeluruh kepada penilaian prestasi dapat menjadi suatu alat yang berguna bagi
perusahaan. Ia bukan saja menjadi suatu alat untuk memberikan bimbingan kepada
manajemen dalam menseleksi karyawan untuk kenaikan pagkat atau gaji tetapi juga
dipakai suatu alat pelatihan dan bimbingan guna membantu para karyawan pada
segala jenjang dari organissi untuk meningkatkan prestasinya, dan untuk
perencanaan karyawan berjangkauan panjang. penilaian prestasi dilakukan untuk
memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kegiatam manager sumber daya manusia (SDM) yang lain seperti perencanaan
SDM , penarikan dan seleksi , pengembangan SDM, perencanaan dan pengembangan
karir , program-program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan.
Metode yang paling luas dipakai untuk mengukur (validitas/kelayakan untuk
dipercayai) mengenai metode penilaian adalah membandingkan pengharkatan yang
paling akhir dengan pengharkatan-pengharkatan terdahulu. Menafsirkan penilaian
prestasi merupakan langkah penting yang terakhir. Walaupun sulit, tetapi
diperlukan.Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat mengetahui
bagaimana penilaian yang baik terhadap karyawan yang nantinya dapat diterapkan
dalam suatu perusahaan.
Pembuatan makalah ini tentu ada banyak
kekurangan dalam pembahasan materi, tentunya diharapkan dapat menambah materi
yang belum diketahui, dan tentu ada tambahan materi yang sebelumnya belum
diketahui. Pemahaman penilaian prestasi kerja tentu sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari jika kita ber kedudukan sebagai manajer dalam suatu
perusahaan sehinggan nantinya kita dapat meneruskan dan mengembangkan usaha
yang dijalani.
0 Response to "Penilaian Prestasi Kerja"
Post a Comment