Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak
biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal
tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia
bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab
kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras
" Ubah sistem ..ubah sistem ". Apa yakin dengan merubah sistem itu
efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan.
Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo
economicus.
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan
pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo
oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan,
optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola
manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang
ditetapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini.
Istilah organisasi memiliki dua arti
umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau
kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan
pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu
pada proses pengorganisasian,
sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara
pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996).
Sedangkan Hani Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Menurut Syani, secara metodologis pengorganisasian
adalah suatu cara manajerial yang berhubungan dengan usaha-usaha kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pembagian kerja. Dalam
usaha-usaha ini para anggota kelompok melaksanakan pekerjaannya disertai
pengetahuan dan metode ilmiah berdasarkan perspektif umum yang perlu memelihara
dan menjaga yang relevansi responsive dengan tujuan organisasi. Fungsi
perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang
telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1.
Tujuan yang tegas dan jelas
2.
Departementasi
3.
Pembagian tugas pekerjaan
4.
Adanya koordinasi
5.
Kesatuan komando
6.
Delegasi wewenang
7.
Luas jenjang pengawasan yang jelas
8.
Seimbang dan fleksibel.
Unsur
organisasi adalah :
1. Struktur organisasi
2. Tugas, orang
3. Keputusan dan imbalan
4. Situasi informal
5. Budaya.
Kecocokan diantara lima unsur demikian sangat
diperlukan agar saling memperkuat dan menopang konsistensi. Setiap unsur
konstruksi organisasi diserap kuat kualitas sempurna prinsip-prinsip
pengorganisasian. Dengan demikian keberadaan organisasi menjadi patut
dipertimbangkan oleh organisasi lain. Kualitas sempurna pengorganisasian
merupakan sebuah dimensi penopang kehebatan organisasi
Adapun azas- azas Organisasi ialah :
1.
Pembagian
kerja
2. Asas wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Asas kepentingan umum
6. Pemberian janji yang wajar
7. Pemusatan wewenang
8. Rantai berkala
9. Asas keteraturan
10. Asas keadilan
11. Kestabilan masa jabatan
11. Kestabilan masa jabatan
12. Inisiatif
13.
Asas
kesatuan
a. Democratic Decentralized (DD)
Tidak
memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk menangani suatu
tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa berubah/ diganti bila ada perubahan dalam pekerjaan (task).
Keputusan yang dibuat harus berdasarkan konsensus kelompok, bukan hanya
wewenang satu
orang saja.
Komunikasi
sangatlah penting karena setiap individu harus benar-benar paham akan segala
sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan. Sifat komunikasi antar anggota di
sini adalah komunikasi horizontal, karena tidak ada istilah pimpinan dan
bawahan dalam bentuk organisasi ini.
b. Controlled Decentralized (CD)
Memiliki
satu pemimpin utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-tugas utama.
Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih pemimpin utama untuk
mengkoordinir dan menangani sub-sub tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan
pemimpin utama. Pemimpin sekunder ini menjadi koordinator dalam sub-sub group
yang dibentuk berdasarkan pembagian tugas.
Pengambilan
keputusan dilakukan secara bersama-sama antar anggota dalam masing-masing sub
group. Sedangkan pengambilan keputusan antar group diputuskan oleh pemimpin
utama. Komunikasi juga tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi
dilakukan secara horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi
komunikasi vertikal antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim.
c. Controlled Centralized (CC)
Hanya
ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan ditangani langsung
oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan terhadap suatu masalah berada
di tangan pimpinan utama.
Pimpinan utama ini
pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan tidak
bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat
komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
1.
Merinci
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2. Membagi
beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3.
Mengkombinasi
pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4.
Penetapan
mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan
yang harmonis
5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil
langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut :
1.
Pemerincian
seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Pembagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat
juga tidak terlalu ringan.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
Faktor-faktor
utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1.
Strategi
organisasi untuk mencapai tujuannya
2.
Teknologi
yang digunakan
3.
Anggota
dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4.
Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi
kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
2.
Standarisasi
kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan
3.
Koordinasi
kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.
Ukuran
satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi,
departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan
di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur
organisasi:
1.
Pembagian
kerja
2.
Manajer
dan bawahan atau rantai perintah
3.
Tipe
pekerjaan yang dilaksanakan
4.
Pengelompokkan
segmen-segmen pekerjaan
5.
Tingkatan
manajemen
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya. Karena itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih.
Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga
telah tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang
dijelaskan oleh ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal
apabila berjumlah minimal 20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang
dibutuhkan untuk melakukan pembuahan dengan sel telur milik sang istri.
Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa manusia memang ditakdirkan untuk
berorganisasi dalam mencapai tujuan.
Demikian pula kisah nabi Adam as sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al-Qur’an, ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak, maka anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani, sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Qs. al-Maidah/5: 27).
Demikian pula kisah nabi Adam as sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al-Qur’an, ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak, maka anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani, sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Qs. al-Maidah/5: 27).
Sepanjang
sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi itu
telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani,
kerajaan-kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa
mereka telah membentuk dan membangun organisasi yang baik.
Dengan
demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama
sejak ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah
akar perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19.
Adam Smith, 1776; Adam Smith telah memberikan
kontribusi yang sangat penting dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialisasi
bidang kerja atau pembagian tugas dengan berbagai argumentasi yang sangat
dalam. Adam Smith memberikan contoh pembagian tugas dengan spesialisasi bidang
kerja tertentu dalam pabrik pembuatan peniti. Ada sepuluh orang pekerja dalam
pabrik tersebut, setiap orang mempunyai tugas tertentu dengan mengerjakan suatu
bagian kerja tertentu. Sepuluh orang pekerja tersebut dapat membuat 48.000 buah
peniti tiap harinya. Selanjutnya, jika setiap pekerja mengambil kawat
sendiri-sendiri kemudian meluruskannya, membuatkan ujung batangnya, hasilnya
setiap pekerja mampu membuat satu peniti dalam satu hari. Kalau ada sepuluh
pekerja maka dapat membuat sepuluh peniti setiap hari. Dan spesialisasi bidang
pekerjaan tertentu pada masa sekarang ini sudah barang tentu termotivasi oleh
keuntungan yang berlipat ganda dari doktrin Adam Smith pada 2 abad silam.
Charles Babbage, 1832; Charles Babbage adalah seorang
profesor matematika dari Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian
tugas yang telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam Smith. Babbage
menambahkan beberapa keuntungan dengan sistem pembagian tugas, yang telah
dikemukakan oleh Adam Smith. Selain keterampilan, menghemat waktu yang
terkadang sering disia-siakan terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas
yang lain.
Keuntungan
tersebut yaitu:
v
Mempersingkat
waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan
v Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran
pada tiap tingkatan.
v Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keteram¬pilan
yang tinggi.
v
Memungkinkan
kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan bakat fisik dengan
tugas-tugas tertentu.
Robert Owen, 1825; Robert Owen adalah orang periling
dan berjasa dalam sejarah perilaku organisasi karena ia adalah seorang
industrialis pertama yang mengingatkan bagaimana sistem pabrik yang sedang
tumbuh dan berkembang telah merendahkan para pekerja. Ia menolak
praktik-praktik kekerasan yang ia lihat di pabrik-pabrik, seperti anak yang
bekerja di bawah umur 10 tahun, 13 jam kerja tiap hari dengan kondisi kerja
yang menyedihkan. Owen menjadi seorang reformer, ia mencek para pemilik pabrik
yang memperlakukan peralatan lebih baik dibandingkan dengan para karyawannya,
ia mengkritik mereka yang membeli mesin dengan harga mahal sementara membayar
para pekerja yang menjalankan mesin tersebut dengan harga sangat murah. Owen
mengatakan bahwa mempergunakan uang untuk meningkatkan para pekerja merupakan
salah satu investasi terbaik yang menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia
mengklaim bahwa memperlihatkan concern kepada para karyawan akan sangat
menguntungkan untuk manajemen dan membebaskan kesengsaraan manusia. Untuk
ukuran zaman Owen ia tentu sangat idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825
ditetapkan jam kerja untuk semua, undang-undang perburuhan anak, pendidikan
untuk umum, perusahaan memberikan makan pada waktu kerja.
Di dalam lingkungan makro, seperti Anda kenali, terjadi berbagai perubahan yang bersifat alami, seperti siklus hidup atau life-cycle. Di dalam contoh kita, perusahaan di kota kecil tadi mengalami perubahan siklus yang tidak disadari oleh pemilik dan seluruh stafnya. Mereka sudah berada di tahap puncak pertumbuhannya. Perubahan-perubahan alami serupa ini terjadi pada hidup pribadi Anda, seorang pemimpin, pengikut, atau orang-orang lain yang terkait dengan organisasi atau komunitas kita. Perubahan serupa ini terjadi pula dengan sebuah kota, teknologi, pola pikir, suatu masyarakat, bahkan agama sekalipun. Misalnya, pemahaman tentang dunia yang dianggap sebagai suatu piring datar dan memiliki tepi, kini sudah usang. Demikian pula pandangan tentang bumi sebagai pusat tata surya. Lebih abstrak lagi, paham yang membedakan manusia sebagai kafir atau beriman, kini semakin banyak ditinggalkan orang dan digantikan dengan paham baru bahwa semua manusia saling terkait dan unik dalam paradigma masing-masing.
Apa yang harus seorang pemimpin lakukan terhadap
perubahan alamiah itu? Terhadap perubahan yang mengikuti siklus hidup tadi,
seorang pemimpin perlu senantiasa meneliti dan mempelajari pada tahap mana dari
siklus itu ia dan pengikutnya berada. Akan sangat fatal bila ia mengira bahwa
organisasinya masih berada pada tahap pertumbuhan yang membutuhkan banyak dana,
padahal mereka sudah berada pada tahap uzur dimana dana justru harus dihemat.
Disamping itu, ia perlu meneliti kalau-kalau cara memimpinnya tidak lagi cocok
untuk suatu tahap baru dari kehidupan organisasinya.
Keefektivan Pengembangan Organisasi:
§ Menciptakan keharmonisan hubungan kerja antara pinmpinan dengan staf anggota organisasi
§ Menciptakan keharmonisan hubungan kerja antara pinmpinan dengan staf anggota organisasi
§
Menciptakan
kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
§
Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
§
Merupakan
semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
Komitment organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komimen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
1. Komitmen
efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan
dalam organisasi,
2.
Komitmen
berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian yang
berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena
kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
3.
Komitmen
normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada dalam
organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar
yang harus dilakukan.
Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor
penting bagi kelanggengan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen organisasi
yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat
berjalan dengan maksimal. Banyak sekali penelitian-penelitian yang mengupas dan
memahami permasalahan komitmen ornagisasi. Penelitian yang dilakukan oleh
Dunham, Grube dan Castaneda (1994) mengatakan bahwa adanya komitmen organisasi
yang tinggi pada setiap diri individu sangat berhubungan erat dengan rasa memiliki individu terhadap organisasi.
Miner (1988) menjelaskan bahwa ada tiga tahap proses pembentukan komitmen terhadap organisasi. Tahap-tahap tersebut merupakan serangkaian waktu yang digunakan oleh individu untuk mencapai puncak karir. Tahap-tahap ini adalah:
A.
Komitmen
awal. Ini terjadi karena adanya interaksi antara karakteristik personal dan
karakteristik pekerjaan. Interaksi tersebut akan membentuk harapan karyawan
tentang pekerjaannya. Harapan tentang pekerjaan inilah yang akan mempengaruhi
sikap karyawan terhadap tingkat komitmen terhadap organisasi.
B.
Komitmen selama bekerja. Proses ini dimulai setelah
individu bekerja. Selama bekerja karyawan mempertimbangkan mengenai pekerjaan,
pengawasan, gaji, kekompakan kerja, serta keadaan organisasi dan ini akan
menimbulkan perasaan tanggung jawab pada diri karyawan tersebut.
C.
Komitmen
selama perjalanan karir. Proses terbentuknya komitmen pada tahap masa
pengabdian terjadi selama karyawan meniti karir didalam organisasi. Dalam kurun
waktu yang lama tersebut, karyawan telah banyak melakukan berbagai tindakan,
seperti investasi, keterlibatan sosial, mobilitas sosial, mobilitas pekerjaan
dan pengorbanan-pengorbanan lainnya.
1.
Perasaan
manunggal dengan tujuan organisasi (identifikasi), yang meliputi minat dan
tujuan yang sama dengan anggota organisasi lain.
2.
Perasaan
terlibat dalam organisasi, dimana perasaan terlibat pada organisasi merupakan
perasaan ikut memiliki dari karyawan terhadap organisasi.
3.
Perasaan
setia atau loyal pada perusahaan, merupakan kesetiaan individu dengan
memberikan dukungan serta mempertahankan kebijaksanaan organisasi.
1.
karakteristik
individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan)
2.
karakteristik
yang berhubungan dengan pekerjaan
3.
karakteristik
struktural (formalitas, desentralisasi)
4.
pengalaman
dalam kerja
0 Response to "Pengoorganisasian"
Post a Comment