Sebuah
organisasi kerja/perusahaan memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha
mewujudkan eksistensinya, yang terarah pada pencapaian tujuannya berupa
keuntungan dalam bisnis. Tenaga kerja tersebut berfungsi sebagai pelaksana
pekerjaan yang menjadi tugas pokok organisasi/perusahaan. Oleh karena itulah
penarikan (recruitment) sebagai salah
satu kegiatan Manajemen SDM tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatannya
yang lain.
Dengan kata lain rekruitmen tidak dapat
dilepaskan kaitannya dengan deskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan/jabatan
sebagai hasil analisis pekerjaan/jabatan, yang memberikan gambaran tentang
tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan. Rekruitmen tidak pula dapat dilepaskan
kaitannya dengan Perencanaan SDM sebagai kegiatan Manajemen SDM. Dari
Perencanaan SDM dapat diketahui pekerjaan yang diperlukan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Selanjutnya ketepatan melakukan kegiatan
rekruitmen, akan terlihat dari hasil penilaian karya setelah pekerja
melaksanakan tugas-tugas pokoknya untuk satu periode tertentu.
1. Pengertian Penarikan SDM
Penarikan
(recruitment) merupakan peroses
pencarian dan ‘pemikatan’ para calon karyawan atau pelamar yang mampu untuk
melamar sebagai karyawan. Sedangkan menurut Hadari
Nawawi, rekruitmen (penarikan) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga
kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama (produk lini dan penunjangnya)
di lingkungan organisasi/perusahaan.
Proses
penarikan dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir bila lamaran
(aplikasi) mereka diserahkan. Hasilnya adalah sekumpulan pencari kerja dari
mana para karyawan baru diseleksi. Di
dalamnya terdapat tiga kegiatan pokok yang terdiri dari:
1.
Kegiatan
Seleksi
Seleksi adalah
proses menetapkan keputusan dalam menerima (mengupah) atau tidak menerima
(tidak mengupah), setelah mempertimbangkan setiap pelamar (calon) untuk suatu
pekerjaan/jabatan.
Dengan demikian
seleksi merupakan langkah kedua dalam peruses pengupahan. Prosesnya dilakukan
dengan cara menetapkan karakteristik prilaku yang efektif dalam melaksanakan
pekerjaan setiap jabatan yang memerlukan tenaga kerja sabagai persyaratan, dan
mengukur kemampuan calon berdasarkan karakteristik tersebut. Karakteristik
pekerjaan/jabatan biasanya ditetapkan Deskripsi dan atau Spesifikasi
Pekerjaan/Jabatan sabagai hasil Analisis Pekerjaan/Jabatan.
2.
Kegiatan
Penempatan
Penempatan
adalah penugasan seorang pekerja pada suatu jabatan atau unit kerja di
lingkungan suatu organisasi/perusahaan.
Dengan demikian
berarti penempatan merupakan langkah ketiga dari proses pengupahan seseorang.
Penempatan merupakan pengisian jabatan yang kosong, agar tugas pokok pada
jabatan tersebut dapat dilaksanakan. Untuk itu melalui kegiatan sebelumnya
harus pekerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan jabatan yang akan menjadi
tanggung jawabnya. Dengan kata lain calon yang akan ditempatkan harus memiliki
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam suatu jabatan
secara efektif dan efesien.
3.
Kegiatan
Sosialisasi/Orientasi
Sosialisasi
adalah proses orientasi seorang pekerja baru pada organisasi atau unit kerja
tempatnya akan bertugas. Kegiatan ini disebut juga kegiatan orientasi sebagai
salah satu kegiatan Manajemen SDM.
Selanjutnya
terdapat 4 (empat) sikap yang berbeda di lingkungan organisasi/perusahaan dalam
melakukan rekruitmen. Keempat sikap itu adalah:
1. Sikap
Pasif Tanpa Diskriminatif
Sikap ini dimaksudkan
adalah komitmen para eksekutif di lingkungan suatau organisasi/perusahaan untuk
meniadakan perbedaan dan memperlakukan secara sama dalam men gangkat, menggaji,
dan memberikan promosi bagi para calon dan para pekerja. Rekruitmen tidak
membedakan ras, jenis kelamin, suku, agama, dan lain-lain dari para pelamar.
Satu-satunya dasar yang dipergunakan dalam rekruitmen adalah proses seleksi
yang sama bagi semua calon/pelamar.
2. Rekruitmen
Berdasarkan Perbedaan
Rekruitmen dilakukan
oleh organisasi/perusahaan dengan cara aktif mengelompokkan para pelamar,
dengan hanya menerima kelompok tertentu. Tidak seorangpun pelamar untuk bekerja
yang dapat menolak diskriminasi bilamana latar belakang dan kondisinya
sekarang, tidak sesuain dengan kelompok yang akan diterima. Misalnya hanya akan
menerima sarjana ekonomi syariah dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum
3,5.
3. Rekruitmen
Berdasarkan Prioritas
Rekruitman dilakukan
oleh organisasi/perusahaan dengan mendahulukan atau memprioritaskan kelompo
tertentu. Cara ini tidak murni diskriminasi, dan disebut dengan penjatahan lunak.
Misalnya dengan memprioritaskan wanita, apabila tidak ada maka yang pria pun
diterima.
4. Rekruitmen
dengan penjatahan
Rekruitmen ini
dilakukan oleh organisasi/perusahaan dengan menetapkan jatah untuk kelompok
tertentu. Rekruitmen tidak dilakukan bilamana tidak ada pelamar dari kelompok
tersebut. Misalnya hanya untuk putra daerah.
Beberapa
alasan mengapa organisasi/perusahaan menjalankan proses penarikan SDM :
1. Berdirinya organisasi/perusahaan baru
2. Adanya perluasan (ekspansi) kegiatan
organisasi/perusahaan
3. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan
kegiatan-kegiatan baru
4. Adanya pekerja yang pindah ke organisasi/perusahaan
lain
5. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan
hormat sebagai tindakan hukuman
6. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia
pensiun,
7. Adanya pekerja yang meninggal dunia
2.2.
Kendala-kendala
Penarikan
Agar
proses penarikan berhasil, perusahaan perlu menyadari berbagai kendala.
Batasan-batasan ini bersumber dari organisasi, pelaksanaan penarikan dan
lingkungan eksternal.
A.
Kebijaksanaan
Organisasional
Berbagai
kebijaksanaan organisasional merupakan sumber batasan potensial. Kebijaksanaan
ini berusaha untuk mencapai keseragaman, manfaat hubungan masyarakat, ekonomis,
dan sasaran-sasaran lain yang tidak berhubungan dengan penarikan. Di antara
kebijaksanaan organisasional penting yang akan mempengaruhi penarikan adalah:
1.
Kebijaksanaan
Promosi
Kebijaksanaan promosi
dari dalam dimaksudkan untuk memberikan kepada karyawan sekarang kesempatan
pertama untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan. Kebijaksanaan ini akan
meningkatkan moral dan partisipasi karyawan, serta membantu kegiatan
“pemeliharaan” karyawan.
2.
Kebijaksanaan
Kompensasi
Kendala umum yang
dihadapi dalam pelaksanaan penarikan adalah kebijaksanaan penggajian atau
pengupahan. Organisasi biasanya menetapkan “range” upah untuk berbagai
pekerjaan yang berbeda. Besarnya kompensasi yang ditawarkan organisasi akan
mempengaruhi minat pencari kerja untuk menjadi pelamar serius.
3.
Kebijaksanaan
Status Karyawan
Banyak perusahaan
mempunyai kebijaksanaan penerimaan karyawan dengan status honorer, musiman atau
sementara, atau “part-time”. Meskipun minat pelamar terhadap tipe status
penerimaan seperti ini semakin tinggi, kebijaksanaan tersebut dapat menyebabkan
perusahaan menolak karyawan “qualified” yang menginginkan status kerja
“full-time”.
4.
Kebijakasanaan
Peneriamaan Tenaga Lokal
Perusahaan mungkin
mempunyai kebijaksanaan untuk menarik tenaga-tenaga lokal dimana perusahaan itu
berlokasi dan beroperasi. Prioritas penarikan ini biasanya dimaksudkan untuk lebih
terlibat dalam masyarakat dan menjalin hubungan baik dengan lingkungan
masyarakat di sekitar perusahaan.
B.
Rencana-rencana
Sumber Daya Manusia
Rencana
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan
dalam proses penarikan. Dengan merinci persediaan keterampilan, rencana latihan
dan pengembangan serta promosi dan transfer, rencana personalia menguraikan
pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dipenuhi melalui penarikan dan mana yang
akan diisi melalui internal. Rencana ini membantu proses penarikan karena
meringkas kebutuhan-kebutuhan penarikan diwaktu yang akan datang.
C.
Kondisi
Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga
kerja merupakan suatu wilayah geografis dimana kekuatan-kekuatan supplai (orang-orang yang sedang mencari
pekerjaan) berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan permintaan
(perusahaan-perusahaan yang sedang mencari karyawan) dan dengan demikian
menentukan harga tenaga kerja. Pemahaman kondisi pasar kerja memungkinkan
manajemen untuk melakukan penarikan karyawan. Bila suplai wilayah tersebut
terbatas, penarikan diperluas dan biasanya biaya-biaya tenaga kerja akan lebih
besar. Sebaliknya, bila suplai karyawan yang “qualified” relatif tinggi dalam pasar tenaga kerja lokal, maka
harga tenaga kerja cenderung rendah.
D.
Kondisi-kondisi
Lingkungan Eksternal
Kondisi-kondisi
di luar perusahaan sangat mempengaruhi penarikan. Di samping
perubahan-perubahan dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran, kondisi dan
tingkat petumbuhan perekonomian, hukum perburuhan, proyeksi angkatan kerja,
kelangkaan tenaga kerja dengan keterampilan-keterampilan tertentu, dan kegiatan
penarikan para pesaing. Semuanya dampak dalam upaya penarikan perusahaan.
Meskipun faktor-faktor tersebut telah dipertimbangkan dalam perencanaan sumber
daya manusia, lingkungan ekonomi dapat berubah secara cepat sesudah rencana
disetujui.
Seperti
halnya kondisi perekonomian, penjualan dan perubahan perilaku pesaing sering
memaksa perusahaan untuk menyelesaikan upaya penarikannya. Persaingan yang
semakin ketat untuk memperebutkan tenaga-tenaga berkualitas memerlukan tenaga
program yang lebih agresif. Bila kondisi bisnis menurun, memungkinkan
perusahaan mengurangi kegiatan penarikan.
E.
Persyaratan-persyaratan
Jabatan
Persyaratan-persyaratan
setiap jabatan adalah salah satu kendala penarikan. Departemen personalia perlu
mempelajari permintaan-permintaan jabatan dari informasi analisis jabatan, dan
komentar para manager. Pengetahuan akan persyaratan-persyaratan jabatan
memungkinkan bagian personalia untuk memilih cara terbaik dalam program
penarikan dengan batasan-batasan yang ada.
F.
Kebiasaan-kebiasaan
Pelaksana Penarikan
Keberhasilan
pelaksanaan penarikan di masa lalu akan membentuk kebiasaan-kebiasan. Hal ini
dapat menghilangkan keputusan-keputusan yang memakan waktu, tetapi bisa juga
meneruskan kesalahan-kesalahan atau menghadirkan alternatif-alternatif yang
lebih efektif. Sehingga pelaksana penarikan memerlukan umpan balik positif dan
negatif, agar tidak menggantungkan diri pada kebiasaan yang telah terbentuk.
2.3.
Saluran-Saluran
Penarikan
Metode-metode
penarikan sering disebut sebagai saluran-saluran (channels). Ada perusahaan menunggu secara pasif para pelamar
lowongan pekerjaan yang datang kepadanya. Di lain pihak, banyak perusahaan
lainnya menggunakan pendekatan lebih agresif dalam penarikan karyawan
potensial. Perusahaan dan pelamar biasanya memanfaatkan sejumlah terbatas
saluran yang tersedia. Berbagai saluran atau sumber yang dapat digunakan untuk
penarikan karyawan adalah:
1. Walk-ins
Pelamar atau pencari
kerja datang sendiri ke perusahaan dan kamudian mengisi blangko lamaran yang
telah disediakan. Lamaran-lamaran ini disimpan dalam satu file sampai ada
lowongan pekerjaan atau sampai lamaran dinyatakan tidak valid lagi.
2. Rekomendasi
dari Karyawan (Employee Referrals)
Para karyawan
perusahaan sekarang bisa merekomendasikan pencari pekerjaan kepada departemen
personalia. Metode ini mempunyai beberapa kebaikan khas. Pertama, karyawan yang
memberikan rekomendasi berarti telah melakukan penyaringan pendahuluan. Kedua,
perusahaan memperoleh informasi lengkap dari pemberi rekomendasi tentang
pelamar. Ketiga, karyawan akan cenderung merekomendasikan teman-temannya yang
mempunyai kebiasaan dan sikap yang hampir sama. Dan terakhir, pelamar telah
mengetahui karakteristik organisasi dari karyawan pemberi rekomendasi. Meskipun
teknik ini legal dan baik, perusahaan harus berhati-hati dalam penggunaannya.
Masalah utamanya dalah kecendrungan diskriminasi. Sebagai contoh, karyawan
lebih cenderung untuk merekomendasikan teman-temannya yang mempunyai agama,
berasal dari daerah atau suku bangsa yang sama.
3. Pengiklanan
Pengiklanan (advertising) adalah suatu metode efektif
lainnya untuk penarikan. Akhir-akhir ini ada kecendrungan terhadap penarikan
yang lebih selektif melalui pengiklanan. Ini dapat dipengaruhi paling tidak
dengan dua cara. Pertama, pengiklanan bisa di pasang pada media yang hanya dibaca
oleh kelompok tertentu. Kedua, informasi lebih banyak tentang perusahaan,
pekerjaan dan spesifikasi jabatan yang dapat dicakup dalam iklan memungkinkan
penyaringan diri sebelum mengajukan lamaran.
4. Agen-agen
Penempatan Kerja
Penarikan tenaga kerja
juga dapat dilakuakn melalui agen-agen penempatan tenaga kerja, baik pemerintah
maupun swasta. Setiap pemerintahan biasanya mempunyai kantor penempatan tenaga
kerja. Di Indonesia kantor-kantor penempatan ada diseluruh daerah dan dikelola
oleh masing-masing Kantor wilayah Kementerian Tenaga Kerja. Kantor-kantor ini
berfungsi penyalur kebutuhan lowongan pekerjaan dan pencari kerja. Disamping
itu, agen penempatan biasanya menyediakan pelayanan informasi pekerjaan melalu
papan-papan pengumuman atau penerbitan-penerbitan secara periodik (job flow) yang berisi daftar lowongan
pekerjaan.
5. Lembaga-lembaga
Pendidikan
Pekerjaan-pekerjaan
dalam perusahaan menjadi semakin teknis dan kompleks, sehingga perusahaan makin
memerlukan para sarjana lulusan pendidikan tinggi. Sebagai konsekuensinya
banyak perusahaan melakukan usaha-usaha khusus untuk membina dan memelihara
hubungan konstruktif dengan lembaga-lembaga pendidikan.
6. Organisasi-organisasi
Karyawan
Di negara-negara maju,
dimana serikat buruh cukup kuat, perusahaan dapat menarik karyawan dengan
keterampilan-keterampilan tertentu melalui organisasi karyawan.
7. Leasing
Untuk menyesuaikan
dengan fluktuasi kebutuhan personalia jangka pendek, perusahaan bisa menarik
karyawan honorer yang dibayar secara harian atau perjam. Praktek ini telah
banyak bermanfaat dalam bidang-bidang tertentu. Dengan cara leasing perusahaan
tidak hanya mendapatkan personalia yang terlatih baik dan terpilih tapi juga
menghindarkan perusahaan dari kewajiban-kewajiban dalam pensiun, asuransi, dan
kompensasi tambahan lainnya.
8. Nepotisme
Penarikan anggota
keluarga merupakan komponen program-program penarikan yang tak dapat dielakkan
dalam perusahaan-perusahaan perorangan atau keluarga. Kebijksanaan seperti ini
tidak berkaitan dengan penarikan atas dasar kecakapan, tetapi berdasarkan
kepentingan dan kesetiaan kepada perusahaan.
9. Asosiasi-asosiasi
Profesional
Berbagai asosiasi
professional (seperti KADIN, IWAPI, HIPMI, IAI, dan sebagainya) dapat berfungsi
sebagai sumber penarikan. Organisasi-organisasi tersebut mungkin
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penempatan untuk membantu para professional
mendapatkan pekerjaan.
10. Operasi-operasi
Militer
Banyak personalia
terlatih berasal dari dinas militer yang telah habis masa tugasnya dan menjadi
veteran. Mereka biasanya mempunyai keterampilan yang dapat diandalkan dalam
bidang tertentu, seperti biasanya sebagai mekanik, pilot, atau tentu saja dalam
penjagaan keamanan. Perusahaan yang memerlukan keterampilan-keterampilan
tersebut dapat memanfaatklan para veteran.
11. Open
House
Suatu teknik penarikan
yang relative baru adalah penyelenggaraan open house. Orang-orang disekitar
perusahaan diundang untuk mengunjungi dan melihat fasilitas-fasilitas
perusahaan, memperoleh penjelasan-penjelasan dan mungkin menonton pemutaran
film mengenai perusahaan. Dengan cara ini, orang-orang diharapkan tertarik
untuk bekerja di perusahaan. Metode ini terutama berguna untuk menarik para
karyawan dengan keterampilan yang langka, atau dengan kata lain sumber suplainya terbatas.[4]
2.4.
Evaluasi
Penarikan
Tidak
semua perusahaan berhasil dalam program-program penarikannya. Oleh karena itu,
sumber-sumber yang digunakan senantiasa harus di evaluasi dan dinilai dengan
derajat sukses dalam perolehan personalia yang cakap dan memenuhi persyaratan.
Secara terinci, sukses fungsi penarikan dapat dinilai dengan menggunakan
sejumlah kriteria. Di antara kriteria-kriteria itu adalah, dengan urutan sesuai
derajat pentingnya:
1. Jumlah
pelamar
2. Jumlah
usul tentang pelamar yang diajukan untuk diterima
3. Jumlah
penerimaan atau pelamar yang diterima
4. Jumlah
penempatan karyawan yang berhasil
Jumlah
pelamar merupakan petunjuk tentang memikat tidaknya program penarikan,
mempunyai nilai terkecil dalam penentuan efektivitas program, karena pelamar
dapat ditarik dengan berbagai metode tetapi mungkin tidak menghasilkan
penerimaan yang berhasil. Jumlah usul yang diajukan adalah indikator kualitas
para pelamar yang lebih baik. Jumlah penerimaan merupakan petunjuk yang jelas
tentang jumlah personalia yang qualified,
tetapi uji program yang paling penting adalah penempatan yang berhasil. Apakah
penempatan berhasil? Apakah karyawan keluar karena kesalahan pengertian tentang
sifat pekerjaan dan perusahaan? Apakah personalia yang diterima mempunyai sikap
baik dan produktivitas tinggi? Evaluasi seperti ini akan tercakup dalam
penilaian prosedur atau proses seleksi, tetapi seseorang tidak dapat secara
tepat mengevaluasi program penarikan tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya,
yaitu penempatan yang berhasil.
2.5.
Blanko
Lamaran Pekerjaan
Blanko
lamaran perkerjaan (job application
blank) mengumpulkan informasi tentang para pelamar dalam bentuk yang
seragam. Informasi yang dikumpulkan dari setiap pelamar hendaknya dapat
diperbandingkan. Bagian-bagian pokok blanko lamaran dapat diuraikan berikut
ini.
1. Data
Pribadi
Hampir semua blanko
lamaran dimulai dengan permintaan akan data pribadi. Nama, alamat, nomor
telepon, dan status perkawinan adalah beberapa pertanyaan yang hampir
universal. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa menyinggung, saperti kesukuan atau
agama, sebaiknya tidak digunakan. Atau dengan kata lain, perusahaannya
seyogyanya menghindari pertanyaan-pertanyaan yang berbau diskriminatif.
Departemen personalia harus mampu menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut
mempunyai hubungan dengan pekerjaan.
Lamaran bisa mencakup
informasi tentang kesehatan, berat, dan tinggi badan, cacat yang akan
menghambat pelaksanaan pekerjaan dan sakit bawaan. Dalam hal ini, perusahaan
juga mungkin menghadapi masalah-masalah legal. Selanjutnya, informasi mengenai
jumlah tanggungan dan kepada siapa perusahaan menghubungi dalam keadaan darurat
juga lazim ditanyakan.
2. Pendidikan
dan Ketrampilan
Bagian
pendidikan dan ketrampilan pada blanko lamaran dirancang untuk mengungkap
kemampuan-kemampuan pelamar. Pemahaman akan kepribadian pelamar juga bisa
diperoleh melalui proses ini. Secara tradisional, pendidikan merupakan kriteria
utama dalam penilaian para pelamar. Sedangkan pertanyaan tentang ketrampilan
khusus bisa digunakan untuk menilai prospek karyawan.
3. Pengalaman
Kerja
Pelamar
sering diminta untuk menguraikan pekerjaan-pekerjaan masa lalunya. Dari
informasi ini perusahan dapat mengetahui apakah pelamar adalah orang yang
senang berpindah-pindah pekerjaaan atau cenderung menjadi karyawan yang
“setia”. Review terhadap nama, tugas-tugas, tanggung-jawab jabatan dan gaji
terakhir yang diterima menunjukkan apakah calon merupakan pelamar yang
mempunyai kemampuan potensial.
4. Status
Pekerjaan
Beberapa pertanyaan
lamaran berkaitan dengan sasaran pekerjaan dan kesediaan bekerja pelamar.
Tercakup pada pertanyaan ini adalah posisi jabatan yang dicari, kesedian untuk
menerima jabatan-jabatan lain, tanggal mulai bekerja yang diinginkan, gaji atau
upah yang diharapkan, dan status penerimaan sebagai part-timer, karyawan tetap,
honorer atau full-timer. Informasi ini membantu departemen personalia untuk
memadukan sasaran pelamar dan kebutuhan organisasi.
5. Keanggotaan
Organisasi, Penghargaan dan Hobi
Pelamar adalah lebih
daripada sekedar calon karyawan. Mereka juga wakil perusahaan dalam masyarakat.
Untuk jabatan-jabatan manajerial dan professional, kegiatan-kegiatan “of-the-job” membuat calon lebih
disenangi daripada calon-calon yang lain. Keanggotaan dalam
organisasi-organisasi masyarakat, sosial dan professional menunjukkan perhatian
pelamar terhadap masyarakat
6. Referensi
Di samping
referensi-referensi tradisional dari para karyawan lama atau temen-temen,
pelamar bisa ditanya tentang informasi referensi lainnya (referencelike). Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup catatan
criminal dan latar belakang pelamar, dan mencari tahu tentang keluarga atau
temen-temen pelamar yang bekerja atau pernah bekerja di perusahaan.
Informasi-informasi semacam itu penting terutama untuk jabatan-jabatan
tertentu,seperti kasir.
7. Tanda
Tangan
Pelamar pada umumnya diminta untuk
menandatangani dan mencamtumkan tanggal lamaran mereka. Sebelum tanda tangan
biasanya ada kalimat yang menyatakan otorisasi dan jaminan pelamar bahwa semua informasi
yang diberikan dalam lamaran adalah benar, jujur dan tepat sejauh yang
diketahui
0 Response to "Rekrutmen atau Penarikan "
Post a Comment