Penawaran Uang & Kegiatan Ekonomi Negara



            Semenjak beberapa abad yang lalu ahli-ahli ekonomi telah menganalisis efek dari perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Analisis-analisis yang menjelaskan tentang hubungan antara penawaran uang dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara disebut teori keuangan. Sehingga permulaan abad ini analisis ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai uang terutama membahas tentang ciri-ciri pertalian antara penawaran uang dengan tingkat harga. Akan tetapi semenjak masa Keynes, analisis mengenai uang meliputi pula analisis mengenai efek perubahan penawaran uang ke atas pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Di samping itu pula, hal penting lain yang akan dibahas adalah mengenai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan penawaran uang. Dengan demikian, pada hakikatnya bab ini akan membicarakan dua hal berikut antara lain:
        i.            Teori-teori keuangan yang utama yakni teori kuantitas, teori sisa tunai yang ddikemukakan ahli ekonomi Klasik dan teori keuangan Keynes.
      ii.            Kebijakan moneter, yaitu langkah-langkah pemerintah melalui bank sentral untuk mengendalikan kegiatan ekonomi negara dan harga-harga dengan cara mengendalikan perubahan-perubahan dalam penawaran uang dan tingkat harga.
Penawaran Uang & Kegiatan Ekonomi Negara
Analisis-analisis yang menjelaskan tentang hubungan di antara penawaran uang dengan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara disebut teori keuangan.
Teori Keuangan menurut Pandangan Klasik.
Dalam pandangan Klasik, perubahan-perubahan penawaran uang dan tingkat harga dibedakan dalam dua bentuk teori yaitu teori kuantitas (Quantity theory of money) dan teori sisa tunai (Cash balance theory).
Pandangan pokok dari kedua teori ini sama yaitu: “Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga”. Artinya bahwa kenaikkan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga juga tingkat yang sama.
Persamaan teori kuantitas adalah:
                                                MV = PT         
dimana M adalah penawaran uang, V adalah laju peredaran uang, P adalah tingkat harga dan T adalah jumlah barang-barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian.
Teori kuantitas ada kalanya juga dinyatakan dengan persamaan:    
                                                MVy = Y
di mana M adalah penawaran uang, Vy adalah laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang jadi saja dan Y adalah pendapatan nasional.
Asumsi dalam teori kuantitas ini, yang dikemukakan oleh Irving Fisher, ahli ekonomi Amerika yang tergolong dalam ahli-ahli ekonomi klasik adalah bahwa laju peredaran uang atau V, dianggap tetap dan kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi.
Contoh Angka:
Misalkan dalam suatu perekonomian  T = 500, penawaran uang 200 dan laju peredaran uang adalah 5. Maka tingkat harganya adalah:
                        MV = PT
                   200 x 5 = 500P     → P = 1000 / 500 = 2
Apabila penawaran uang meningkat sebanyak 25 persen (dari 200 menjadi 250) maka tingkat hargapun akan meningkat 25 persen yaitu:      
                        MV = PT
                   250 x 5 = 500P     → P = 1250 / 500 = 2,5
Persamaan teori sisa tunai adalah: M = kPT
dimana M, P, dan T sama pengertiannya sesuai persamaan pada teori kuantitas sedangkan k adalah bagian pendapatan masyarakat yang tetap dipegang dalam bentuk tunai. Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall dari Cambridge, Inggris.
Dalam teori sisa tunai, M = kPT atau M/k = PT dan dikaitkan dengan persamaan teori kuantitas uang maka M/k = MV atau k = 1/V.
Teori Keuangan menurut Pandangan Keynes.
            Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal yaitu tujuan-tujuan masyarakat meminta atau menggunakan uang, faktor-faktor yang menentukan tingkat harga dan efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.
            Dalam analisis Keynes tujuan masyarakat meminta uang adalah untuk transaksi dan berjaga-jaga serta untuk speklulasi. Likuiditas perekonomian M1 untuk transaksi dan berjaga-jaga sedangkan M2 untuk melakukan spekulasi.
            Dalam Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Apabila tidak ada perubahan permintaan, pertambahan penawaran uang akan menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga menyebabkan investasi meningkat dan menambah pengeluaran agregat. Kenaikan pengeluaran agregat meningkatkan kegiatan ekonomi, kesempatan kerja dan pendapatan nasional.
Contoh Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi Negara menurut Keynes Secara Aljabar (Dalam triliun rupiah).
            Diketahui konsumsi masyarakat suatu negara adalah C = 100 + 0,8Yd. Investasi sektor swasta sebesar I = 150 – 600i. Besarnya pengeluaran pemerintah yang dilakukan sebesar 10. Pajak yang dipungut sebesar 20 persesn dari pendapatan nasional. Dan diketahui permintaan uang untuk transaksi dan berjaga (M1) sebesar 30 persen dari pendapatan nasional, sedangkan permintaan uang untuk spekulasi (M2) sebesar 50 – 400i. Sementara penawaran uang itu sendiri (MS) diketahui sebesar 200.
Berdasarkan data-data tersebut di atas, tentukan besarnya:
a)      Konsumsi, investasi, pendapatan nasional dan tingkat bunga (i) yang memenuhi kondisi keseimbangan umum atau general equilibrium!
b)      Jika pemerintah menambah pengeluarannya sebesar 40 berapa besarnya pendapatan nasional yang baru, konsumsi dan tingkat bunga yang baru serta perubahan investasinya?
c)      Lukiskan jawaban a) dan b) dalam satu grafik IS – LM !
Maka jawaban sesuai pertanyaan dan kasus di atas adalah:
a)      Fungsi IS:             Y = C + I + G
            Y = 100 + 0,8Yd + 150 – 600i + 10
                        Y = 100 + 0,8 (Y – 0,2Y) + 150 – 600i + 10
                        Y = 100 + 0,6Y + 150 – 600i + 10
                        Y = 260 + 0,6Y – 600i
                   0,4Y = 260 – 600i
                        Y = 650 – 1500i

 Fungsi LM:     MS = M1 + M2
                  200 = 0,3Y + 50 – 400i    atau   200 =   0,3Y + 50 – 400i
               0,3Y = 150 + 400i                      -0,3Y = - 150 – 400i
                     Y = 500 + 1333i                         Y = 500 + 1333i

        Sehingga   IS: → Y = 650 – 1500i
                     LM: → Y = 500 + 1333i –
                                   0 = 150 – 2833i            atau            0 = 150 – 2833i
                                150 = 2833i                    2833i = 150
                                     i = 0,05 (5%)                                  i = 0,05 (5%)

   Y = 650 – 1500i        I = 150 – 600i      C = 100 + 0,6Y       T = 0,2Y
   Y = 650 – 1500 (5%)    I = 150 – 600 (5%)   C = 100 + 0,6 (575)    T = 0,2 (575)
   Y = 650 – 75                  I = 150 – 30               C = 100 + 345              T = 115
   Y = 575                         I = 120                        C = 445


 b)   Fungsi IS baru:     Y = C + I + G
                                    Y = 100 + 0,6Y + 150 – 600i + 50
                                    Y = 300 + 0,6Y – 600i
                               0,4Y = 300 – 600i
                                    Y = 750 – 1500i

      Sehingga   IS baru: → Y = 750 – 1500i
                           LM: → Y = 500 + 1333i –
                                         0 = 250 – 2833i                  atau      0 = 250 – 2833i
                                        250 = 2833i                  2833i = 250
                                            i = 0,08 (8%)                                i = 0,08 (8%)

Y = 750 – 1500i       I = 150 – 600i       C = 100 + 0,6Y     T = 0,2Y
      Y = 750 – 1500 (8%)   I = 150 – 600 (8%)   C = 100 + 0,6 (630)  T = 0,2 (630)
      Y = 750 – 120               I = 150 – 48               C = 100 + 378            T = 126
      Y = 630                         I = 102                       C = 478

2 Responses to "Penawaran Uang & Kegiatan Ekonomi Negara"